Waspada, Potensi Gejala Ereksi pada Pasien Pria Penderita Covid-19

8 Juli 2020, 19:10 WIB
Penderita Covid-19 Bisa Lontarkan Virus Corona Lebih dari 3,5 Meter. /Pexels/Gustovo Fring/

PR DEPOK – Studi terbaru menemukan efek samping virus corona yang menginfeksi pria, laporan hasil studi itu mengungkap bahwa Covid-19 bisa menyebabkan gejala seperti hilangnya perasa, membau, menyebabkan ruam kulit, dan juga ereksi.

Belum lama ini, seorang pria berusia 62 tahun di Paris, Prancis yang terkena Covid-19 parah akhirnya menderita ereksi selama empat jam.

Pria yang tak disebutkan namanya itu lalu menjadi subjek laporan kasus baru dalam The American Journal of Emergency Medicine edisi 18 Juni lalu.

Baca Juga: Usai Didesak Ilmuwan, WHO Kini Akui Virus Corona Bisa Menyebar Lewat Udara

Para ahli menggunakan kasusnya untuk memperingatkan orang-orang mengenai priapisme yakni suatu kondisi medis dimana penis tetap ereksi lebih lama daripada biasanya di luar stimulasi seksual, sebagai potensi efek samping virus corona.

Dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari situs Health via Antara menurut hasil studi tersebut, awalnya pria itu pergi ke Centre Hospitalier de Versailles di Le Chesnay dekat Paris dengan keluhan mengalami gejala seperti demam, batuk kering, diare, merasa tubuhnya sakit.

Dokter lalu memberi dia antibiotik tetapi dia kembali ke rumah sakit dua hari kemudian karena mengalami sesak napas dan harus memakai ventilator.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Soal Politik Jokowi

Dia juga dirawat karena sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).

Si pria dibius dan tidak sadar ketika dia memakai ventilator.

Setelah itu, dokter melakukan pemeriksaan fisik dan menemukan priapismus yang sebelumnya tidak teridentifikasi, dengan tidak adanya kateterisasi urin.

Baca Juga: Fokus Pengembangan Mobil Listrik Hyundai Kerja Sama dengan SK Group Ciptakan Baterai

Pria itu juga dites untuk Covid-19 dan hasilnya positif untuk SARS-CoV-19.

Priapisme sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya, namun bisa menjadi kondisi darurat, menurut American Urological Association.

Jika kondisi ini terus berlanjut, nantinya bisa menyebabkan disfungsi seksual pada penderitanya.

Baca Juga: Cek Fakta: Megawati Soekarnoputri Dikabarkan Mundur dari Ketua Umum PDIP

Jenis priapisme tertentu bahkan bisa menyakitkan.

Pria dalam laporan kasus ini mengalami priapisme yang terjadi ketika darah mengalir ke penis tetapi tidak dapat mengalir keluar.

Mengingat dia dibius pada waktu itu, dokter tidak tahu apakah sang pasien ini kesakitan.

Baca Juga: Simpang Siur RUU HIP, DPR: Pemerintah Terlihat Plin-plan dan Tidak Jelas

Dokter mencoba memberi kompres es ke penis pria itu, tetapi ereksi masih terus terjadi hingga empat jam.

Pada saat itu, dokter memutuskan untuk mengambil darah dari penisnya dengan jarum—saat itulah mereka menemukan si pria memiliki bekuan darah di penisnya.

Gumpalan darah secara umum adalah efek samping Covid-19 yang berpotensi berbahaya dan telah ditemukan pada banyak pasien virus corona meskipun para ahli masih tidak yakin alasan kondisi terjadi.

Baca Juga: Fasih Remehkan Virus Corona sebagai 'Flu Ringan', Kini Jair Bolsonaro Positif Covid-19

Pasien pria itu menggunakan ventilator selama dua minggu dan dilaporkan telah pulih, setelah dipulangkan dari ICU.

Menurut laporan, dia tidak lagi memiliki bekuan darah di penisnya atau di mana pun di tubuhnya selama sisa waktunya di rumah sakit.

Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, penulis laporan kasus mendesak staf medis lain untuk mencari tahu komplikasi ini.

Baca Juga: Cek Fakta: Salat Berjarak yang Diimbau Pemerintah Dikabarkan Ikuti Rezim Komunis Tiongkok

"Presentasi klinis dan laboratorium pada pasien kami menunjukkan priapisme terkait infeksi SARS-CoV-2. Keadaan darurat medis ini harus diakui oleh para profesional kesehatan dan harus segera dirawat untuk mencegah komplikasi fungsional segera dan kronis," kata para penulis studi.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler