8 Kebiasaan Buruk Ini Bisa Menghalangi Kebahagiaan, Simak Strategi untuk Mengatasinya

26 Juni 2023, 18:12 WIB
ILUSTRASI - Berikut ini merupakan kebiasaan buruk yang bisa menghalangi kebahagiaan, serta strategi untuk mengatasinya. /UNSPLASH/engin akyurt

PR DEPOK - Setiap orang menginginkan kehidupan yang bahagia, namun seringkali kita terjebak dalam kebiasaan buruk yang menghalangi pencapaian kebahagiaan itu sendiri.

Anda mungkin tidak menyadari bahwa kebiasaan kita membentuk hidup kita, baik secara positif maupun negatif. Kebiasaan baik dapat membantu kita tumbuh dan meraih kesuksesan, sementara kebiasaan buruk justru menghancurkan kesejahteraan kita.

Kebiasaan buruk ini sering kali terbentuk tanpa kita sadari dan menghambat kita dari memanfaatkan peluang hidup serta mencapai potensi sejati kita.

Sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi kebiasaan buruk ini guna mencapai kehidupan yang lebih sehat dan memuaskan.

Baca Juga: Didekati Klub Saudi, Luka Modric Tetap Mantap Perpanjang Kontrak Bersama Real Madrid

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Asiacue, 8 kebiasaan buruk yang umum terjadi dan diketahui oleh para psikolog yang mencegah Anda menjalani kehidupan yang bahagia. Selain itu, ada strategi untuk mengatasi kebiasaan-kebiasaan tersebut, berikut penjelasannya:

1. Memiliki Pikiran Negatif

Kritik terhadap diri sendiri, pesimisme, dan percakapan negatif dengan diri sendiri dapat merusak kepercayaan diri dan menghalangi kehidupan yang bahagia.

Terus-menerus memikirkan kegagalan masa lalu atau mengantisipasi hasil terburuk hanya menciptakan tekanan yang tidak perlu dan membatasi kemampuan kita untuk mengejar peluang baru.

Dengan secara sadar menghindari pikiran negatif, berlatih bersyukur, dan mengelilingi diri dengan pengaruh positif, kita dapat berpikir dengan cara yang membuat kita lebih bahagia.

Baca Juga: Liburan di Bintan? Nikmati 6 Soto di Bintan, Kepulauan Riau Ini, Cek Lokasinya

2. Penundaan

Penundaan adalah kebiasaan umum yang merampas waktu dan energi yang kita butuhkan untuk mencapai tujuan dan keinginan kita. Baik itu menunda tugas-tugas penting atau menolak ide-ide baru, penundaan menciptakan siklus kehilangan peluang dan potensi yang tidak terwujud.

Untuk mengatasi kebiasaan ini, mulailah dengan memecah tugas-tugas menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan dapat dikelola, tentukan batas waktu, dan kembangkan disiplin diri.

Baca Juga: Gurihya Nampol! 5 Rekomendasi Mie Ayam di Bintan , Kepulauan Riau

3. Mentalitas Korban

Mentalitas korban melibatkan pemikiran bahwa kita tidak memiliki kekuatan untuk mengubah situasi, dan semua pengalaman negatif dan kegagalan dalam hidup kita disebabkan oleh faktor eksternal yang berada di luar kendali kita.

Fenomena ini dipelajari secara mendalam oleh pendiri psikologi positif, Dr. Martin Seligman, yang menyatakan bahwa pola pikir ini dapat menghambat tanggung jawab dan pertumbuhan pribadi. Kita harus menggantikan pola pikir ini dengan rasa pemberdayaan dan kepemilikan atas hidup kita. Darip

ada terfokus pada masalah, langkah-langkah yang efektif harus diambil untuk menciptakan perubahan positif.

Baca Juga: Dijamin Nagih, Resep Soto Tangkar Betawi dan Sate ala Devina Hermawan untuk Menu Idul Adha

4. Ketakutan akan Kegagalan

Rasa takut akan kegagalan dapat memblokir kita dan menghalangi kita untuk mengambil risiko serta mengejar impian kita. Penting untuk memahami bahwa kegagalan adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran dan merupakan pijakan menuju kesuksesan.

Adopsi keyakinan bahwa kegagalan adalah kesempatan untuk tumbuh, membangun ketahanan diri, dan belajar dari pengalaman tersebut. Dengan mengubah pandangan kegagalan sebagai pengalaman berharga untuk belajar, kita dapat mengatasi ketakutan dan melangkah berani menuju kehidupan yang memuaskan.

Baca Juga: Tinggalkan Liverpool, Roberto Firmino Dekat Bergabung dengan Al-Ahli

5. Kebiasaan Mengutamakan Orang Lain

Kebiasaan untuk selalu memuaskan orang lain dapat mengarahkan kita untuk mengorbankan nilai-nilai, impian, dan keinginan kita sendiri demi mendapatkan persetujuan dan menghindari konflik.

Keinginan yang berlebihan untuk mendapatkan persetujuan orang lain menghalangi kita untuk hidup dengan autentik dan mengikuti minat serta hasrat kita sendiri.

Pelajarilah cara menetapkan batasan yang sehat, memprioritaskan kebutuhan pribadi, dan mengelilingi diri dengan orang-orang yang mendukung pertumbuhan pribadi kita. Miliki keberanian untuk jujur dengan diri sendiri, dan Anda akan menemukan rasa pencapaian dan kebebasan baru.

Baca Juga: Konser Suga BTS Hadir Kembali Agustus Mendatang, Member Lain akan Datang?

6. Hidup Terjebak di Masa Lalu

Terus-menerus memikirkan kesalahan masa lalu, kehilangan peluang, atau penyesalan hanya menghalangi kemampuan kita untuk menerima saat ini dan menciptakan masa depan yang lebih baik.

Hidup di masa lalu merampas kita dari kebahagiaan dan potensi yang ada saat ini. Latihlah kehadiran mental, kembangkan kemampuan untuk memaafkan (baik untuk diri sendiri maupun orang lain), dan fokuslah pada saat ini.

Dengan secara sadar mengarahkan perhatian kita pada apa yang sedang terjadi di sini dan sekarang, kita dapat membebaskan diri dari belenggu masa lalu dan sepenuhnya menyelam dalam kehidupan.

Baca Juga: Tayang Perdana! Link Nonton Heartbeat Episode 1 Sub Indo, Seon Woo Hyul Terkejut dengan Kemunculan Go Yang Nam

7. Perbandingan dan Rasa Cemburu

Menurut Dr. Dweik, pemikiran negatif memperkuat keyakinan negatif. Dan mentalitas "rumput tetangga lebih hijau" menghambat pertumbuhan emosional kita.

Tidak hanya itu, terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain dan merasa cemburu terhadap prestasi atau kepemilikan mereka dapat merusak harga diri dan kebahagiaan kita, karena bisa menciptakan perasaan rendah diri dan menghambat pertumbuhan pribadi.

Berfokuslah pada kemajuan dan kekuatan diri Anda sendiri, rayakan kesuksesan Anda, dan kembangkan mentalitas kelimpahan daripada mentalitas kekurangan.

Baca Juga: Rasanya Dijamin Lezat, Ini 7 Warung Bakso Terlaris di Palembang, Catat Alamatnya

8. Perfeksionisme

Kesempurnaan adalah kecenderungan untuk menetapkan standar yang terlalu tinggi untuk diri sendiri dan takut membuat kesalahan atau mengalami kegagalan. Menurut psikolog klinis Dr. Carla Shoman, jenis pemikiran ini dapat menyebabkan stres, kritik terhadap diri sendiri, dan penundaan.

Namun, ketika kita mengingat bahwa tidak ada yang sempurna, kita akan lebih mungkin untuk mencapai kesuksesan karena kita menyadari bahwa setiap orang membuat kesalahan, dan itu bukanlah hal yang buruk.

Baca Juga: Menu Iduladha: Resep Sate Kambing ala Chef Devina Hermawan yang Empuk, Meresap, Tidak Bau

Pikiran Akhir

Ingatlah bahwa mengubah pola pikir membutuhkan waktu dan usaha yang disengaja, tetapi mengubah kebiasaan buruk adalah langkah penting menuju kebahagiaan dan kesejahteraan. Ketika Anda mulai menghilangkannya, Anda dapat mengubah hidup Anda menjadi lebih baik.

Tetaplah sabar dan tekun. Tantanglah pikiran negatif, kelilingi diri dengan orang-orang yang memiliki pola pikir yang sama, dan terimalah kekurangan Anda.

Ingatlah, tidak pernah terlambat untuk memulai menjalani kehidupan yang selalu Anda impikan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Asiacue

Tags

Terkini

Terpopuler