Air Liur Dapat Membantu Menyembuhkan Luka? Simak Penjelasan Ahli Terkait Penanganan Luka Ringan

17 September 2020, 13:10 WIB
Ilustrasi luka. /Pixabay

PR DEPOK – Air liur sejak lama dipercaya dapat membantu penyembuhan luka ringan. 

Meski begitu, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang membenarkan penanganan luka dengan air liur tersebut.

Seorang dokter spesialis luka bernama Adisaputra memberikan penjelasan seputar mitos penanganan dan cara yang tepat untuk mengobati atau memberikan pertolongan pertama saat seseorang terluka.

Berdasarkan penuturan Adisaputra, air liur memang mempunyai kandungan antibakteri, namun hal ini baru terbukti pada hewan, seperti anjing dan kucing yang sering menjilati lukanya.

Baca Juga: Memasuki Masa Kampanye Pilkada 2020, KPU Izinkan Calon Kepala Daerah Gelar Konser di Tengah Pandemi

“Kita tidak tidak pernah merekomendasikan harus pakai ludah,” tutur dokter spesialis luka itu.

Menurut Adisaputra, air liur tidak memenuhi syarat membersihkan luka, seperti jumlah air bersih yang cukup untuk membilas kotoran, bakteri serta benda asing dari permukaan luka.

Ia menyarankan agar sebaiknya tidak menggunakan ludah untuk menyembuhkan luka.

Adisaputra juga menyoroti penggunaan kain kasa untuk menutup permukaan luka.

Ia memaparkan bahwa penutup luka memiliki dua fungsi yakni mencegah bakteri dari luar sehingga luka tetap bersih dan tidak terkontaminasi, serta menjaga kulit agar tetap lembap.

Baca Juga: Lelang Vinyl Gold Spesial Ulang Tahun Ke-8 NOAH, Dimenangkan Raffi Ahmad dan Nagita Senilai 260 Juta

“Luka yang dijaga tetap lembap, proses pertumbuhan jaringan barunya lebih cepat dibandingkan ketika lukanya kering,” sambung Adisaputra dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Ia menilai bahwa kain kasa bukan bahan yang cocok untuk memenuhi kedua syarat yang ia paparkan.

Seperti diketahui, kasa memiliki permukaan yang berlubang-lubang sehingga bisa dengan mudah diterobos bakteri.

“Butuh 64 lipat kasa untuk mencegah bakteri menembusnya,” ujar Adisaputra.

Selain permukaan yang berlubang, kain kasa juga memiliki pori-pori yang besar sehingga memungkinkan air untuk menguap dan luka yang harusnya tetap lembap menjadi kering.

Jika dibiarkan sampai kering, maka luka akan dengan mudah menempel pada kain kasa sehingga saat diganti, kulit akan terasa sakit dan kembali mengeluarkan darah.

Baca Juga: Kisah Pilu Nenek Hasnia, Pemilik Rumah Tak Layak Huni Berdinding Seng Bekas Ajukan Renovasi ke DPRD

Daripada menggunakan kain kasa, dokter spesialis kulit tersebut menyarankan penggunaan plester untuk menutup luka.

Sementara itu, untuk penggunaan alkohol dalam mensterilkan luka, Adisaputra tidak menyarankan hal tersebut.

“Memang bisa bunuh kuman, tapi juga membunuh jaringan sehati di bawah kulit yang bisa menjadi calon kulit baru,” ujar Adisaputra.

Ia menuturkan bahwa alkohol merupakan desinfektan yang dipakai untuk membersihkan benda mati, bukan diaplikasikan pada luka.

“Pakai cairan pembersih luka yang aman dan tidak merusak jaringan kulit baru,” tutur Adisaputra.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler