Mengurai Ancaman Demam Berdarah: Gejala, Pencegahan, dan Tantangan Global

31 Desember 2023, 17:38 WIB
Demam berdarah, atau yang dikenal juga sebagai demam patah tulang, merupakan infeksi virus yang disebabkan oleh nyamuk.* /41330/Pixabay.com

PR DEPOK - Demam berdarah, atau yang dikenal juga sebagai demam patah tulang, merupakan infeksi virus yang disebabkan oleh nyamuk. Virus ini umumnya menyebar dari nyamuk ke manusia, terutama di daerah beriklim tropis dan subtropis.

Meskipun sebagian besar penderita demam berdarah tidak menunjukkan gejala atau gejalanya bersifat ringan, namun bagi yang mengalami, demam tinggi, sakit kepala, nyeri tubuh, mual, dan ruam adalah gejala umum yang muncul.

Sebagian besar penderita akan pulih dalam waktu 1–2 minggu, tetapi pada kasus yang parah, demam berdarah dapat berakibat fatal.

Demam berdarah dapat dihindari dengan langkah-langkah pencegahan, terutama menghindari gigitan nyamuk, terutama di siang hari ketika nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit ini, aktif.

Baca Juga: Liburan Akhir Tahun! 5 Rekomendasi Tempat Wisata Populer di Kota Garut Wajib Dikunjungi

Untuk mengurangi risiko, menggunakan pakaian yang menutupi tubuh, kelambu berinsektisida saat tidur siang, dan penggunaan pengusir nyamuk dapat menjadi langkah-langkah efektif.

Gejala demam berdarah bervariasi, mulai dari gejala ringan hingga parah. Penderita yang mengalami gejala parah seperti sakit perut parah, muntah terus-menerus, pernapasan cepat, dan lainnya perlu segera mendapatkan perawatan medis.

Diagnosis demam berdarah melibatkan pemeriksaan gejala dan tanda-tanda klinis, dan pengobatannya lebih fokus pada mengatasi gejala.

Obat pereda nyeri seperti asetaminofen umumnya digunakan, sedangkan obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen dan aspirin dihindari karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Mie Ayam di Cileunyi, Rasanya Sudah Pasti Enak dan Porsinya Berlimpah

Penting untuk diingat bahwa saat ini belum ada pengobatan khusus untuk demam berdarah. Pencegahan dengan mengurangi risiko gigitan nyamuk dan vaksinasi adalah langkah-langkah penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit ini.

Beban global demam berdarah telah meningkat secara signifikan, dengan jumlah kasus yang dilaporkan kepada WHO meningkat dari 505.430 pada tahun 2000 menjadi 5,2 juta pada tahun 2019. Penyakit ini endemik di lebih dari 100 negara, dengan wilayah Amerika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat sebagai yang paling terkena dampak.

Penularan demam berdarah terjadi melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, terutama Aedes aegypti. Namun, ada juga kasus penularan melalui produk darah, donasi organ, dan transfusi. Risiko infeksi nyamuk positif terkait dengan viremia tinggi dan demam tinggi pada pasien.

Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian melibatkan melindungi diri dari gigitan nyamuk dengan menggunakan pakaian yang sesuai, kelambu berinsektisida, dan pengusir nyamuk. Selain itu, vaksinasi, seperti Dengvaxia, juga dapat menjadi cara untuk melindungi individu yang pernah menderita demam berdarah.

Baca Juga: Daftar 30 Reputasi Brand Public Figure Asal Korea Selatan, Lim Young Woong berada di Puncak

Sebagai respons terhadap peningkatan kasus demam berdarah secara global, WHO telah memberikan perhatian khusus pada pengendalian vektor, peningkatan kesadaran masyarakat, dan evaluasi kandidat vaksin tambahan.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler