Kenali Enam Gejala Kanker Lambung yang Lebih Mematikan dari Ulkus atau Luka Usus

- 10 Februari 2021, 19:33 WIB
Ilustrasi pria yang mengalami kanker lambung.
Ilustrasi pria yang mengalami kanker lambung. /Deurneuemann/Pixabay

PR DEPOK - Penyakit kanker lambung merupakan salah satu penyakit berbahaya yang bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.

Sayangnya, banyak pasien pengidap kanker lambung yang terlambat untuk berkonsultasi ke dokter mengenai penyakit tersebut.

Bahkan rata-rata mereka akan datang ke dokter setelah berada di fase stadium lanjut.

Baca Juga: Link Teaser dan Bocoran Drama Terbaru yang Dibintangi Song Joong Ki ‘Vicenzo’, Tayang Akhir Februari 2021

Fakta tersebut disampaikan oleh Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. DR. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP.

"Kebanyakan ketahuan udah stadium tiga dan kebanyakan sudah stadium 4, tidak ada yang stadium 1 dan 2, artinya kebanyakan dari mereka datang sudah tidak bisa dioperasi lagi dan ini menyebabkan harapan hidupnya pendek," kata Prof. Aru, seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Agar masyarakat lebih waspada dengan penyakit kanker lambung, Prof. Aru memberikan penjelasan mengenai enam situasi yang harus diketahui terkait gejala penyakit tersebut.

Baca Juga: Eks Jubir Presiden Era SBY Akui Rumah Ibunya Dijarah, Ini Permintaan Dino Patti Djalal pada Anies dan Kapolda

Pertama, adanya nyeri abdomen yaitu nyeri perut atau abdomen yang awalnya terasa ringan.

Nyeri tersebut tidak akan hilang hanya dengan makan. Jika dibiarkan terlalu lama, nyeri tersebut akan semakin berat hingga tak tertahankan.

"Gejala yang paling sering dari kanker lambung 60-90 persen mirip dengan sakit maag," ujar dokter dari RSCM tersebut.

Baca Juga: Rachland Nashidik: Minta Dikritik Sama dengan Rindu Didemo, Ekonomi Meroket, dan Banyak Pesanan Mobil Esemka

Kedua, seseorang akan mulai sulit menelan makanan, dan ini terjadi bila tumor berlokasi di daerah kardia atas.

Saat menelan, terasa seperti ada yang menyangkut di daerah dada sehingga harus dibantu minum air yang banyak. Akan tetapi, makanan tersebut justru akan balik ke atas atau juga disebut dengan gastroesophageal reflux atau gerd.

Ketiga, merasa mual dan muntah saat makan. Hal ini terjadi karena kemungkinan tumor terletak dekat dengan jalan masuk ke usus halus atau pylorus.

Baca Juga: Sindir Komnas HAM Selidiki Wafatnya Maaher, Arief Poyuono: Maling Ayam yang Meninggal Gak Diinvestigasi Juga?

Sebab, hambatan lewatnya makanan akan mengirim sinyal ke otak bahwa makanan harus dikembalikan ke atas.

Keempat, semakin merasa cepat kenyang meski hanya sedikit makanan yang masuk tubuh yang disebabkan karena ruang lambung sudah terisi oleh tumor.

Hal tersebut terjadi terutama pada kanker lambung jenis "difus", saat sel-sel tumor mengambil permukaan luas lambung sehingga elastisitas lambung berkurang.

Baca Juga: Bintang 'The Penthouse' Kim Young Dae Ungkap Keinginannya di Hari Valentine dan Tahun 2021

Kelima, penurunan berat badan secara drastis. Hal ini terjadi karena sulitnya makanan turun atau sering muntah sehingga nutrisi berkurang.

Keenam, mulai terjadi perdarahan di mana tumor atau kanker menembus lapisan dalam lambung.

Bila perdarahan masih sedikit, tidak menampakkan adanya gejala.

Namun, pada perdarahan besar, berakibat pada hematemesis atas atau melena bawah dengan gejala anemia.

Baca Juga: Istana Akui Butuh Kritik Pedas dan Keras, Politisi Demokrat: Semoga Pertanda Semua Ulama Dibebaskan Pemerintah

Lebih lanjut, Prof. Aru menjelaskan tentang perbedaan ciri-ciri ulkus lambung dengan kanker lambung.

Ulkus lambung akan hilang dengan cara mengonsumsi makanan serta biasanya sakit terasa terutama di pagi hari saat baru bangun tidur, namun berat badan tidak turun.

Sedangkan kanker lambung, justru kondisi akan semakin parah jika mengatasinya dengan makan, serta tidak ada batasan waktu dan berat badan turun banyak.

Baca Juga: Selain Diminta Tertibkan Buzzer Penumpang Gelap, HNW: Jokowi Perlu Usulkan ke DPR Perubahan Pasal Karet UU ITE

"Jika dirasa terjadi ciri-ciri kanker lambung atau dengan sakit maag yang berkepanjangan, segeralah melakukan deteksi dini," ujar Prof. Aru.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x