Dokter Adam menyebutkan bahwa varian Delta Plus diduga lebih berbahaya karena mutasi protein Spike K417N bisa menyebabkan virus lebih efisien untuk masuk ke dalam sel dan berpeluang lebih untuk menularkan.
“Membantu virus untuk menghindari antibodi, berpotensi menurunkan efektivitas vaksin, terapi antibodi, dan antibodi natural pasca sembuh,” tutur dokter Adam.
Namun terkait penularannya, belum ada bukti bahwa varian Delta Plus lebih menular dibandingkan dengan varian Delta.
“Hingga saat ini, belum cukup bukti untuk menyatakan bahwa varian Delta Plus lebih mudah menular dibandingkan dengan varian Delta,” ucapnya.
Kemudian varian Delta Plus belum terbukti lebih mematikan bila dikomparasikan dengan varian Delta.
“Hingga saat ini, belum cukup bukti untuk menyatakan bahwa varian Delta Plus lebih berisiko masuk RS atau meninggal dibandingkan varian Delta,” ungkap dokter Adam.
Sementara itu sehubungan dengan kemampuan menghindari antibodi, varian Delta Plus mampu mereduksi efektivitas antibodi monoklonal (Imdevivab,Casirivimab).
“Hasil tes antibodi penetralisir dari darah orang yang sudah divaksinasi menunjukkan hasil yang baik terhadap varian Delta Plus,” jelas dokter Adam.***