Hasil Penelitian Ungkap Ibu Menyusui yang Positif Covid-19 Boleh Berikan ASI Ekslusif pada Bayinya

- 6 Agustus 2021, 14:20 WIB
Ilustrasi ibu menyusui.
Ilustrasi ibu menyusui. /Unsplash

PR DEPOK – Pandemi Covid-19 menjadi kondisi yang cukup menantang bagi ibu menyusui untuk bisa tetap memberikan ASI kepada bayinya.

Sejumlah faktor juga turut mempengaruhi di antaranya status kesehatan ibu, ibu yang meninggal, terbatasnya dukungan serta penurunan jumlah kunjungan ibu menyusui ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau posyandu.

Plt Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Masyarakat Kartini Rusdi mengungkapkan bahwa dibutuhkan dukungan baik secara moral, spiritual, ataupun kebijakan terhadap ibu menyusui agar tetap mampu memberikan ASI eksklusif pada bayinya terlepas dari status kesehatan sang ibu.

Baca Juga: Barcelona dan Real Madrid Tolak Kesepakatan dengan Liga Spanyol, Ada Apa?

Apalagi, menyusui punya peranan signifikan untuk menaikkan derajat kesehatan, perlindungan ataupun kesejahteraan untuk ibu, bayi, maupun keluarga.

Satuan Tugas (Satgas) ASI Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Wiyarni Pambudi mengatakan ibu menyusui yang positif terkena Covid-19 tetap boleh memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.

Mengacu pada hasil penelitian, ASI ibu positif Covid-19 mempunyai kandungan antibodi yang tinggi.

“Pada ibu yang terkonfirmasi positif ternyata di dalam ASI nya, mengalir antibodi Imunoglobulin A dan G, mengalir pula Lactalbumin, Lactoferin dll yang secara spesifik merupakan benteng perlawanan terhadap SARS-CoV-2. Inilah yang disebut imunisasi pasif yang alami, yang diberikan ibu penyintas COVID-19 kepada bayinya,” ujar Wiyarni dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs resmi SehatNegeriku milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Baca Juga: Kasus NIK Dipakai WNA, Junimart: Kemendagri Koordinasi ke Instansi Tak Layani Vaksinasi Pakai KTP Manual

Wiyarni menyambung bahwa antivitas antibodi slgA spesifik SARS-CoV-2 dan IgG spesifik pada air susu ibu penyintas Covid-19 bisa bertahan dengan durasi 7-10 bulan setelah infeksi.

Sementara pada ibu menyusui yang sudah menerima vaksinasi Covid-19 didapatkan peningkatan kekebalan tubuh dan kadar antibodinya naik sampai empat belas hari setelah penyuntikan pertama.

“Pada ibu yang telah vaksinasi COVID-19 ditemukan kadar antibodi slgA spesifik SARS-CoV-2 dalam ASI meningkat pesat dalam waktu 14 hari pascavaksinasi dosis pertama, semakin kuat setelah minggu ke-4 dan terukur lebih tinggi pada minggu ke-5 dan ke-6," tuturnya.

Baca Juga: Tidak Setuju Dinar Candy Ditangkap Terkait Protes PPKM ‘Berbikini’, Deddy Corbuzier: Indonesia Lagi Lucu

Mengacu pada dua kondisi di atas, Wiyarni mengharapkan dukungan dan semangat kepada ibu menyusui untuk terus memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya utamanya di kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Bukan tanpa alasan, mengingat ASI merupakan sumber makanan utama dan bisa melindungi bayi dari paparan Covid-19.

Bila mengacu pada datas Satgas Covid-19 IDAI pada Juli 2021 terdapat 447 anak berusia di bawah satu tahun yang meninggal akibat paparan Covid-19, enam belas persen di antaranya merupakan bayi baru lahir.

Baca Juga: Eks Koruptor Jadi Komisaris BUMN, Achmad Baidowi Minta Erick Thohir Beri Penjelasan Publik

Maka dari itu sudah sepatutnya aktivitas menyusui tidak boleh sampai terputus walau sang ibu tengah terkonfirmasi positif Covid-19 sekalipun.

ASI tetap bisa diberikan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan tidak menderita gejala yang berat sehingga ibu masih boleh menyusui secara langsung.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Sehat Negeriku Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah