Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal "Lancet Digital Health" tersebut diuji melalui pemodelan yang memanfaatkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan guna memprediksi gejala-gejala awal Covid-19.
Claire Steves sebagai penulis utama studi mengingatkan pentingnya mengetahui gejala-gejala awal infeksi Covid-19 karena mungkin setiap individu mengalami kondisi yang berbeda.
Temuan tersebut juga bisa terus berkembang bila sampel kasus diambil lebih dini atau saat masa awal infeksi Covid-19, terutama bagi varian baru yang kini dianggap lebih mudah menular.
Tak hanya anosmia, para peneliti juga menemukan beberapa gejala berat yang terjadi di awal infeksi seperti sakit perut, ruam pada kaki, nyeri mata, hingga nyeri otot yang tidak biasa.
Selain itu, para peneliti menemukan fakta baru bahwa demam bukan merupakan bagian dari gejala awal Covid-19 yang menimpa kelompok usia manapun meski kini diketahui sebagai gejala umum infeksi virus tersebut.***