Benarkah Terapi Plasma Konvalesen Berpotensi Membahayakan Pasien Covid-19? Berikut Faktanya

- 13 September 2021, 09:55 WIB
Donor darah dan plasma konvalesen.
Donor darah dan plasma konvalesen. /Kemenparekraf

“5,7 persen pasien Covid-19 yang mendapat plasma konvalesen mengalami komplikasi karena transfusi,” tuturnya.

Dokter Adam selanjutnya menerangkan bahwa terapi plasma konvalesen tidak menurunkan angka kematian dan penggunaan alat bantu napas.

Alasannya karena persentase kematian dan penggunaan alat bantu napas pada pasien yang menjalani terapi plasma konvalesen sebesar 32,4 persen.

Sementara persentase kematian dan penggunaan alat bantu napas pada pasien yang tidak menjalani terapi plasma konvalesen sebesar 28,0 persen.

Baca Juga: Cara Daftar DTKS Kemensos untuk Dapatkan Bansos 2021, Lengkap dengan Syarat dan Cara Cek Nama Penerima

Penelitian ini sendiri dijelaskan dokter Adam menggunakan pasien dengan sejumlah kriteria yakni, rata-rata 8 hari dengan maksimal 12 hari sejak gejala pernapasan muncul, rawat inap di rumah sakit (RS), dan membutuhkan oksigen.

“Potensi ‘kejadian tidak diinginkan’ kategori berbahaya berkurang seiring dengan meningkatnya titer antibodi,” ujarnya.

Dokter Adam menyimpulkan bahwa terapi plasma konvalesen yang diberikan pada pasien Covid-19 berpotensi berbahaya sebab bisa meningkatkan ‘kejadian yang tidak diharapakan’ kategori berat sampai kepada mengancam nyawa.

Baca Juga: Tanggapi Harta Kekayaan Pejabat yang Naik di Masa Pandemi, Cholil Nafis: Berbanding Terbalik dengan Rakyat

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by dr. Adam Prabata (@adamprabata)

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah