“5,7 persen pasien Covid-19 yang mendapat plasma konvalesen mengalami komplikasi karena transfusi,” tuturnya.
Dokter Adam selanjutnya menerangkan bahwa terapi plasma konvalesen tidak menurunkan angka kematian dan penggunaan alat bantu napas.
Alasannya karena persentase kematian dan penggunaan alat bantu napas pada pasien yang menjalani terapi plasma konvalesen sebesar 32,4 persen.
Sementara persentase kematian dan penggunaan alat bantu napas pada pasien yang tidak menjalani terapi plasma konvalesen sebesar 28,0 persen.
Penelitian ini sendiri dijelaskan dokter Adam menggunakan pasien dengan sejumlah kriteria yakni, rata-rata 8 hari dengan maksimal 12 hari sejak gejala pernapasan muncul, rawat inap di rumah sakit (RS), dan membutuhkan oksigen.
“Potensi ‘kejadian tidak diinginkan’ kategori berbahaya berkurang seiring dengan meningkatnya titer antibodi,” ujarnya.
Dokter Adam menyimpulkan bahwa terapi plasma konvalesen yang diberikan pada pasien Covid-19 berpotensi berbahaya sebab bisa meningkatkan ‘kejadian yang tidak diharapakan’ kategori berat sampai kepada mengancam nyawa.
View this post on InstagramEditor: Ahlaqul Karima Yawan
Tags
Artikel Pilihan
Terkait
Terkini
Daftar Rekomendasi Kedai Bakso di Jombang Paling Nikmat dan Terkenal
15 Mei 2024, 18:05 WIB 6 Bakmi Jawa dengan Bumbu Medok Paling Enak di Malang, Bikin Lupa Diet!
15 Mei 2024, 17:15 WIB Informasi Kedai Bakso yang Jadi Andalan di Wonogiri yang Mantap dan Otenti
15 Mei 2024, 17:00 WIB