"Ini benar-benar awal tetapi studi menunjukkan arah yang sama," sambungnya.
Apabila virus Omicron lebih mudah berkembang di tenggorokan, hal ini memungkinkan risiko penularan semakin meningkat.
Baca Juga: Debut Bersama Persib Bandung, Bruno Cantanhede Tak Sabar Jebol Gawang Persita di Liga 1
Ini sebaliknya dengan virus yang menginfeksi jaringan paru-paru, dimana berpotensi lebih berbahaya, namun kurang menular.
Di sisi lain, beberapa penelitian telah melakukan uji coba pada hewan, dimana salah satu peneliti, Prof James Stewart, mengatakan bahwa Covid-19 varian Omicron menyebabkan penyakit yang kondisinya tidak terlalu parah pada tikus.
Selain itu, ditemukan bahwa tikus yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron akan kehilangan berat badan lebih sedikit, memiliki viral load (pengukuran jumlah virus) yang lebih rendah, serta mengalami pneumonia yang tidak terlalu parah.
Baca Juga: Pemerintah Resmi Memperpanjang PPKM Level 1 di 29 Wilayah Jawa-Bali, Berikut Rinciannya
Indikasi awal dari temuan ini tentu merupakan kabar baik, namun ini bukanlah sinyal untuk menjadi lengah.