Anda Penggemar Tempe? Simak Manfaatnya, Bisa Menjadi Pengganti Daging hingga Ramah Lingkungan

- 7 Januari 2022, 13:48 WIB
Ilustrasi. Anda penggemar tempe? Simak berbagai manfaat, diantaranya sebagai pengganti daging hingga ramah lingkungan.
Ilustrasi. Anda penggemar tempe? Simak berbagai manfaat, diantaranya sebagai pengganti daging hingga ramah lingkungan. /Pixabay/mochawalk.

PR DEPOK - Salah satu olahan kedelai, yakni tempe, memiliki berbagai manfaat yang baik untuk tubuh.

Selain itu, tempe juga mampu menjadi pengganti protein hewani, dan termasuk ke dalam makanan yang ramah lingkungan.

Olahan kedelai ini dapat digunakan sebagai pengganti daging merah, karena tempe mengandung protein yang tinggi.

Baca Juga: Wali Kota Bekasi Tersandung Kasus Korupsi, Gus Umar Singgung Kasus Sebelum Rahmat Effendi: Gak Jera-jera

“Manusia kenapa butuh protein karena protein yang dibutuhkan itu adalah nitrogennya. Nitrogen memang bisa diperoleh dari kebanyakan produk hewani, daging itu sumber protein,” kata Guru Besar FMIPA IPB Prof. Antonius Suwanto sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara pada 7 Januari 2022.

Sumber nitrogen dan protein bisa didapatkan melalui tempe, karena hal tersebut merupakan bahan dasarnya.

Jenis makanan tempe yang mampu menjadi pengganti daging, menurut Prof Anton, harus dilakukan dengan variasi menu tempe yang kreatif.

Baca Juga: Bertindak Sebagai Tuan Rumah, Persib Bandung Gunakan Jersey Kebesaran Saat Kontra Persita Tangerang

Sehingga nantinya, tempe memiliki sisi manfaat agar tubuh sehat dan memiliki cita rasa yang disukai banyak orang.

“Dalam hal tempe, kita harus menyesuaikan rasanya dengan taste tertentu. Nah, ini perlu kreativitas bagaimana membuat makanan ini yang sudah sehat tetapi juga harus enak,

"Misalnya dibuatlah tempe sebagai pengisi sushi atau bakmi dari tempe,” kata Prof Anton.

Baca Juga: 2 Tersangka Ditangkap Menyusul Penemuan 10 Mayat di dalam Mobil SUV di Meksiko

Dirinya menjelaskan, bahwa sudah saatnya untuk menghargai makanan lokal Indonesia, salah satunya adalah tempe.

Prof Anton juga mengemukakan jika harus lebih banyak lagi penelitian tentang tempe dan makanan fermentasi lainnya, seperti tempe mlanding, tempe benguk, hingga oncom.

“Makanan-makanan seperti ini perlu dikembangkan terus (penelitiannya), apalagi dalam konteks makanan-makanan berbasis plant-based,” ujarnya.

Baca Juga: Puji Jokowi Usai Cabut Izin 2.087 Perusahaan Minerba, Said Didu: Awasi Jangan Sampai Dibagikan ke Oligarki

Selain tempe yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh, ternyata tempe merupakan makanan yang ramah lingkungan dalam proses pembuatannya dibandingkan daging sapi atau daging merah.

Berdasarkan data Our World in Data pada 2018, dalam 1.000 kilokalori daging sapi, setidaknya bisa menghabiskan lahan seluas 119,49 meter persegi. Sementara 1.000 kilokalori kacang-kacangan hanya membutuhkan lahan 2,11 meter persegi.

Dari sisi gas rumah kaca, satu kilogram daging sapi mampu menghasilkan emisi gas sebesar 99,48 kgCO2eq, sementara satu kilogram kacang-kacangan hanya menghasilkan 0,43 kgCO2eq.

Baca Juga: Badan Kesehatan Inggris Identifikasi Kasus Infeksi Flu Burung pada Manusia

“Makanan-makanan berbasis hewani memang lebih banyak memberikan emisi gas rumah kaca dibandingkan makanan nabati,” kata Anton.

Untuk segi kebutuhan air, keunggulan kacang-kacangan pun tidak jauh berbeda.

Dalam satu kilokalori daging sapi dibutuhkan 10,19 liter air, sementara satu kilokalori kacang-kacangan hanya dibutuhkan 3,63 liter air.

Baca Juga: Usai Perankan Pelakor ‘Layangan Putus’, Anya Geraldine Hampir Dilempar: Ini Testimoni!

“Oleh sebab itu, kita harus melihat makanan dari segi proses-prosesnya. Harus memperhatikan proses supply chain-nya hingga sampai ke meja makan kita,” ujar Prof Anton.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah