Omicron juga, menurut Sobhanie, lonjakan kasus Omicron juga terjadi karena adanya pelonggaran upaya mitigasi secara keseluruhan, seperti abai dalam penggunaan masker saat bera di dalam ruangan.
Lonjakan kasus Omicron juga terjadi karena pelaksanaan vaksinasi yang belum sepenuhnya dijalankan.
Baca Juga: Omicron Alami Lonjakan, Luhut: Hanya yang Sudah Vaksinasi Dua Kali Bisa Masuk ke Tempat Publik
Seperti dikatakan Chief of Infectious Diseases di University of Maryland Upper Chesapeake Health, dr Faheem Younus.
Menurut dia, virus lebih mempengaruhi mereka yang tidak divaksinasi daripada yang divaksinasi, termasuk Omicron.
Ia mencontohkan kasus yang terjadi di Amerika Serikat. Lebih dari 75 persen dari semua pasien positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit adalah mereka yang tidak divaksin.
“Mayoritas dari 25 persen sisanya hanya menerima 1 atau 2 dosis,” terang Younus.
Baca Juga: Selesai Masa Karantina, Atta Halilintar Ucapkan Terima Kasih pada Presiden RI: Berjalan Lancar
Younus menambahkan bahwa lonjakan kasus Omicron lebih buruk daripada Delta. Namun, karena perawatan yang lebih baik, angka kematian akibat Omicron secara keseluruhan menurun sejak awal pendemi.
Hal itu diperkuat dengan pernyataan Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Dr Rochelle Walensky.
Dalam konfrensi persnya di Gedung Putih, beberapa waktu lalu, ia mengungkapkan bahwa orang yang tidak divaksinasi sekitar 6 kali lebih mungkin untuk dites positif daripada orang yang divaksinasi.