Network
PIKIRAN RAKYAT - Penelitian terus dilakukan oleh para ilmuwan untuk menemukan vaksin atau obat virus corona.
Beberapa penelitian bahkan sudah ada yang melakukan tahap uji coba vaksin ke manusia langsung.
Penelitian kini bukan hanya dilakukan dengan menggunakan bahan kimia, tetapi beberapa ilmuwan dan dokter saat ini tengah mengupayakan agar jamu juga dapat memasuki tahap uji klinis kepada manusia.
Jamu yang banyak mengandung manfaat bagi tubuh ternyata dipercaya bisa menyembuhkan beberapa penyakit.
Baca Juga: Begini Penampakan UFO yang Dirilis Pentagon dalam 3 Video Berbeda
Herbal atau jamu-jamuan khas Indonesia berpotensi membantu kesembuhan pasien terinfeksi virus corona baru atau COVID-19, hal ini menunjukkan bahwa obat herbal asal Indonesia tak kalah dari obat herbal asal Tiongkok.
Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania dalam diskusi secara daring, mengatakan perizinan uji klinis di RS Darurat Wisma Atlet dan prosedur birokrasi masih dilakukan.
Menurut Tania, pada pasien virus corona, jamu bisa membantu ketika terjadi badai sitokin pada peradangan paru-paru berat.
Baca Juga: Resmi, Mulai Besok PSBB Depok Diperpanjang Hingga 12 Mei 2020
Sebelumnya, rumah sakit rujukan virus corona di Tiongkok juga memanfaatkan obat herbal untuk membantu penyembuhan pasien terinfeksi. Akan tetapi, ini baru sebatas testimoni dari pasien.
Menurutnya, obat herbal Tiongkok yang masuk ke rumah sakit rujukan beberapa waktu lalu sebenarnya belum diuji klinis pada manusia.
Padahal, obat ini sebenarnya berkhasiat sama seperti tanaman herbal di Indonesia, yaitu untuk meredakan gejala seperti demam, meriang, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan.
Resep jamu dari Presiden Joko Widodo sempat menarik perhatian publik.
Baca Juga: Ditanya Soal Niat Baiknya, Bripka Asep: Bantu Warga Bisa Kurangi Kejahatan di Depok
Sejak Jokowi membagikan resep rahasia jamu yang ia konsumsi, masyarakat semakin rajin meminum jamu.
Salah satunya yakni jamu dengan berbahan dasar empon-empon atau daun sirih.
Kemudian penelitian biofarmatika yang dilakukan Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) juga menyebutkan jambu biji, kulit jeruk, daun kelor, potensi antivirus dari sambiloto, dan tanaman lainnya.
"Banyak sekali herbal yang berpotensi tapi kembali lagi perlu dibuktikan dengan uji klinik pada pasiennya langsung lewat prosedur penelitian baku, bukan sekadar uji coba pakai dan dikasih sekadar testimoni," ujar Tania.***
