PR DEPOK - Beberapa pakar medis kesehatan telah mencatat peningkatan sindrom patah hati yang melonjak di tengah pandemi Covid-19.
Kardiomiopati Takotsubo atau sindrom patah hati ini merupakan kondisi serupa dengan serangan jantung, namun disebabkan oleh stres dan emosi ekstrem yang berlebihan.
Penderita sindrom patah hati akan merasakan pengaruh pada sebagian jantungnya dan menggangu fungsi pemompaan normal jantung untuk sementara.
Baca Juga: Ditanya Sikapnya Soal Aturan Baru Pencairan Dana JHT, Dedek Prayudi: Udah Benar Dibatasi
Biasanya, gejala umum yang dirasakan bisa berupa sakit dada dan sesak napas.
Akan tetapi, nyeri dada yang berlangsung lama bisa saja menjadi tanda serangan jantung.
Namun perlu diingat, penyebab pasti dari gejala ini tidak begitu jelas.
Diperkirakan bisa dari lonjakan hormon stres, seperti adrenalin, dapat merusak jantung beberapa orang untuk sementara.