Adapun juga penyempitan sementara dari arteri besar atau kecil jantung diduga berperan dalam penyebab kondisi sindrom patah hati.
Penderita sindrom patah hati mungkin juga memiliki perbedaan dalam struktur otot jantung.
Sindrom patah hati biasanya sering didahului oleh peristiwa fisik atau emosional yang intens.
Baca Juga: Alami Lonjakan, Sindrom Patah Hati Terus Meningkat selama Pandemi Covid-19
Sementara beberapa potensi pemicu sindrom patah hati bisa beragam.
Di antaranya adalah kematian orang yang dicintai, diagnosis medis menakutkan, kekerasan dalam rumah tangga, argumen yang kuat, berbicara di depan umum, kehilangan pekerjaan, kesulitan keuangan, hingga perceraian.
Beberapa stresor fisik pun juga biasanya menjadi pemicu, seperti serangan asma, infeksi Covid-19, patah tulang, atau operasi besar.
Ada beberapa faktor risiko yang diketahui untuk sindrom patah hati, termasuk seks, usia, riwayat kondisi neurologis, gangguan kejiwaan, kecemasan atau depresi.
Baca Juga: Pembalap MotoGP Keluhkan Sirkuit Mandalika, Mustofa: Mohon Dimaafkan
Dalam kasus yang jarang terjadi, sindrom patah hati berakibat fatal.