Untuk pembahasan mengenai sifat yang pertama yakni, min anfusikum (dari kaummu sendiri).
Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi dalam kitab tafsirnya mengatakan, Nabi Muhammad merupakan utusan Allah yang sama-sama manusia biasa dan bukan berasal dari jenis malaikat.
Namun yang membedakan ialah ia memiliki kepribadian yang sangat agung, akhlaknya sangat terpuji, dan orangnya sangat berhati-hati.
Baca Juga: Tiba di Lombok, Para Pembalap Berswafoto Tiru Gaya Selfie ala Marc Marquez
Selain itu, ia juga amanah dan tidak pernah berbohong, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
Kedua, azizun (Berat terasa olehnya). Menurut tafsiran dari Syekh Syihabuddin Mahmud bin Abdullah al-Husaini al-Alusi, Nabi Muhammad sangat mencintai umatnya.
Tanpa perlu menjelaskan, ia sudah terlebih dahulu merasakan semua kesengsaraan, kesusahan, kepayahan dan musibah-musibah lain yang dirasakan umatnya.
Seperti potongan kisah yang menyebut bahwa Rasulullah di tengah panasnya matahari dan kobaran api neraka yang terus membesar.
Ia terus bersujud kepada Allah dengan berkata “Allahumma ummati, ummati, ummati-Ya Allah, umatku, umatku, umatku” sambil menangis.