Fakta dan Mitos Seputar Cacar Monyet, Benarkah Tidak Bisa Disembuhkan?

- 30 Mei 2022, 12:00 WIB
Ilustrasi hasil tes cacar monyet.
Ilustrasi hasil tes cacar monyet. /Reuters/Dado Ruvic/

PR DEPOK – Di tengah pandemi Covid-19, cacar monyet menjadi wabah baru yang turut meresahkan masyarakat. Berikut ini fakta dan mitos yang perlu diketahui.

Dengan kasus cacar monyet yang tercatat di lebih dari 20 negara di seluruh dunia, orang-orang khawatir tentang penyebaran dan penularannya karena mereka terus melindungi diri dari ketakutan Covid-19 yang sedang berlangsung. Lantas apa saja mitos dan fakta yang harus diketahui.

Sejauh ini, infeksi cacar monyet telah melewati angka 200 kasus di seluruh dunia, sehingga meningkatkan kewaspadaan.

Baca Juga: Nigeria Konfirmasi Puluhan Kasus Cacar Monyet dan 1 Kematian yang Berhubungan

Menurut Dr Niranjan Patil (MD, Mikrobiologi), ada enam mitos dan fakta tentang cacar monyet dan berbagi fakta penting tentang infeksi  yang disebabkan oleh virus monkeypox di antaranya:

1. Mitos: Cacar monyet sama menularnya dengan Covid-19 atau cacar

Fakta: monyet kotak jauh lebih tidak menular dibandingkan dengan cacar, campak, atau Covid-19.

Baca Juga: Gejala Umum dan Tindakan yang Harus Dilakukan jika Terserang Penyakit Cacar Monyet

2. Mitos: Monkeypox adalah virus baru

Fakta: tidak, virus monkeypox bukanlah virus baru. Ini adalah virus yang dikenal dan umumnya terlihat di negara-negara Afrika tengah dan barat sebagai wabah lokal.

3. Mitos: Tidak ada pengobatan yang tersedia

Fakta: infeksi virus Monkeypox adalah infeksi self-limited dalam banyak kasus.

Baca Juga: 6 Definisi Kasus Cacar Monyet atau Monkeypox yang Ditetapkan Kementerian Kesehatan

Penderita bisa sembuh dengan sendirinya umumnya dalam 21 hari. Perawatan untuk cacar monyet sebagian besar bersifat suportif dan terdiri dari demam dan manajemen nyeri dengan parasetamol atau NSAID lainnya, dukungan nutrisi, perawatan kulit, perawatan mata, dan dukungan pernapasan.

Antivirus khusus seperti Tecorivimat telah disetujui untuk virus monkeypox pada tahun 2022. Tecorivimat sebelumnya telah digunakan untuk mengobati kasus cacar. Antivirus lain yang dapat dipertimbangkan adalah Cidofovir atau Brincidofivir.

4. Mitos: Vaksinasi atau infeksi cacar tidak melindungi dari virus cacar monyet

Fakta: paparan cacar di masa lalu sebelum tahun 1980-an, baik melalui infeksi atau vaksinasi, bersifat protektif.

Baca Juga: Meksiko Konfirmasi Kasus Cacar Monyet Pertama

Dengan demikian, perlindungan dapat bervariasi dari 80 hingga 85 persen dan umumnya seumur hidup.

5. Mitos: Infeksi virus cacar monyet akan menyebar dengan cepat seperti Covid-19

Fakta: penyebarannya cacar monyet tidak secepat Covid-19 karena penularannya jauh lebih sedikit dan pengetahuan tentang virus sudah ada sehingga tidak perlu panik. Penularan dari manusia ke manusia jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Covid-19 dan membutuhkan kontak dekat dengan individu yang terinfeksi atau cairan/sekresi tubuh mereka.

Vaksin virus Vaccinia yang tersedia untuk cacar dapat digunakan untuk mencegah infeksi MPXV, terutama di antara kontak berisiko tinggi dan petugas kesehatan berdasarkan kasus per kasus.

Baca Juga: Kasus Cacar Monyet Sudah Dilaporkan di Lebih dari 18 Negara, Simak Gejala, Cara Mencegah, hingga Penanganannya

6. Mitos: Infeksi virus cacar monyet tidak dapat dibedakan dengan cacar atau cacar air

Fakta: cacar dan cacar air dapat dengan mudah dibedakan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium.

Cacar diberantas pada tahun 1980 sedangkan ruam khas cacar air adalah sentripetal, yang berarti terutama pada batang dan bagian telapak tangan dan telapak kaki.

Dalam kasus virus cacar monyet, penyakit ini terutama menyerang kepala dan wajah serta melibatkan telapak tangan dan telapak kaki. PCR dan tes sekuensing waktu nyata digunakan untuk mendiagnosis MPXV dari cacar air dan virus cacar lainnya seperti cacar sapi dan cacar.

Baca Juga: Kasus Cacar Monyet Meningkat, Spanyol Siap Beli Vaksin Imvanex

Menurut Patil penamaan cacar monyet disesuaikan dari awal penemuannya, yaitu, pada monyet.

“Virus cacar monyet ( MPXV ) mendapatkan namanya dari monyet di mana infeksi pertama kali terdeteksi,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Indian Express.

Akan tetapi, tidak ada reservoir yang ditentukan, sehingga MPXV juga ditemukan pada hewan pengerat.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Indian Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah