PR DEPOK – Tradisi menjalani amalan Rebo Wekasan sudah lama berlangsung secara turun-temurun di kalangan sebagian masyarakat suku Jawa.
Rebo Wekasan atau Rabu terakhir di bulan Shafar adalah hari yang dipercaya sebagian masyarakat suku Jawa akan banyak datang bala atau bencana.
Oleh karenanya, ritual Rebo Wekasan merupakan bentuk meminta perlindungan ataupun keringanan kepada Allah SWT dari berbagai macam bala yang akan turun pada hari itu.
Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari tebuireng.co, Rebo Wekasan merupakan istilah untuk ritual keagamaan (amalan-amalan) yang dilaksanakan pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar.
Ritual ini sebagai bentuk meminta perlindungan ataupun keringanan kepada Allah SWT dari berbagai macam bala (malapetaka, kesialan, dan lain-lain) yang akan diturunkan Allah SWT pada hari tersebut.
Tradisi menjalani amalan seperti ini diketahui sudah berlangsung sejak lama dan secara turun-temurun di kalangan sebagian masyarakat Islam di tanah jawa.
Baca Juga: Presiden Jokowi Bantah Adanya Penghapusan Listrik Daya 450 VA untuk Masyarakat Kurang Mampu
Asal-usul amalan tersebut diketahui bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (w.1151 H) dalam kitabnya yang berjudul “Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbarin ‘Anid” (sering disebut dengan nama Mujarrobat Ad-Dairobi).