Jangan Sepelekan Bahayanya, Kenali Beda Gejala Demam Dengue dan DBD

- 28 Juni 2020, 07:02 WIB
ILUSTRASI orang demam.*
ILUSTRASI orang demam.* /Pexels/

PR DEPOK - Di tengah pandemi virus corona, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di beberapa daerah di Indonesia belakangan ini meningkat.

Dilansir dari laman RRI, salah satu wilayah yang mengalami peningkatan kasus DBD adalah Tasikmalaya, Jawa Barat. Sedangkan kasus tertinggi di Jawa Barat berada di Kota Bandung.

Pertengahan tahun 2020, jumlah kasus DBD meningkat hingga mencapai 634 kasus dengan 16 kasus kematian.

Baca Juga: Tengah Bermain di Sungai, Serangan Bom Kejutkan Satu Keluarga di Irak 

Kondisi ini membuat warga kian khawatir terkait dengan masalah kesehatan yang dimilikinya, sebab selain Covid-19, DBD pun saat ini mengancam keselamatan warga.

Namun bukan hanya DBD, terdapat penyakit lain yang disebabkan oleh virus dengue yakni demam dengue.

Demam dengue dan DBD sama-sama ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.

Namun, kedua penyakit tersebut memiliki perbedaan gejala awal. Menurut dr. Vito Anggarino Damay salah satu gejalanya yakni demam.

Baca Juga: Pengisi Suara Karakter Etnis Lain dalam Serial The Simpsons Resmi Tak Lagi Diisi Aktor Kulit Putih 

Dikutip Antara dari laman Mayo Clinic, DBD merupakan kondisi deman dengue yang lebih parah.

Gejala umum demam dengue antara lain diawali dengan demam tinggi yakni di atas 40 derajat celsius yang berlangsung selama empat hingga tujuh hari setelah adanya gigitan nyamuk, sakit kepala hebat, nyeri otot dan sendi, mual serta muntah.

Selain itu, tanda berwarna merah biasanya baru muncul di seluruh tubuh dengan jarak tiga sampai empat hari setelah demam.

Bintik merah itu kemudian akan berkurang setelah satu hingga dua hari.

Baca Juga: Terpaksa Jalani Tes Covid-19, Pedagang Bakso yang Viral Ludahi Dagangannya Dinyatakan Nonreaktif 

Sementara itu, DBD memiliki gejala umum yang mirip dengan demam dengue seperti demam, namun DBD ditambah dengan gejala muntah yang terus-menerus, sakit perut, pendarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit sehingga menyebabkan memar keunguan.

"Selama sekitar satu hari atau dua hari selanjutnya, kapiler darah di seluruh tubuh mulai merembeskan cairan mengalir dan membanjiri rongga perut," tutur Vito dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Bukan hanya mengalir ke rongga perut, cairan itu juga bisa mengalir ke rongga paru-paru hingga menyebabkan sesak napas atau terjadi kerusakan pada kelenjar getah bening, pembesaran hati hingga dapat menyebabkan kematian.

Jika Anda mengalami gejala DBD dan demam dengue, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan.

Baca Juga: Cek Fakta: Pesta Homoseksual Disebut Jadi Penyebab Munculnya Virus Corona di Italia 

Yang perlu diperhatikan, setelah Anda dinyatakan pulih dari demam dengue, Anda memiliki kekebalan terhadap virus yang menginfeksi Anda, tetapi tidak terhadap jenis virus demam berdarah lainnya.

Demam dengue ini disebabkan satu dari empat tipe virus dengue yang ditularkan nyamuk yang berada di tempat tinggal manusia.

Selain itu, risiko DBD sebenarnya meningkat jika Anda terinfeksi untuk yang kedua, ketiga atau keempat kalinya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x