Kasus Amoeba yang Hancurkan Otak Manusia Ditemukan, Pasien Bisa Meninggal dalam Sepekan

- 9 Juli 2020, 19:47 WIB
Departemen Kesehatan Florida mengumumkan kasus Naegleria fowleri yang dikonfirmasi-amuba bersel tunggal mikroskopis yang dapat menginfeksi dan menghancurkan otak dan berakibat fatal
Departemen Kesehatan Florida mengumumkan kasus Naegleria fowleri yang dikonfirmasi-amuba bersel tunggal mikroskopis yang dapat menginfeksi dan menghancurkan otak dan berakibat fatal /WCVB

PR DEPOK – Kasus langka amoeba pemakan otak telah dikonfirmasi oleh Departemen of Health Florida, Amerika Serikat (AS).

Menurut departemen itu, seseorang yang tinggal di Hillsborough County dikonfirmasi terinfeksi amoeba Naegleria fowleri.

Dijelaskan bahwa amoeba bersel satu dan berukuran mikroskopis ini menyerang jaringan otak dan berakibat fatal.

Baca Juga: Sumbang Kasus Covid-19 Terbanyak di RI, Achmad Yurianto Ungkap Kluster Baru di Jawa Barat

Dikutip oleh Pikiranrakyat-depok.com dari CBS News Kamis, 9 Juli 2020 Naegleria fowleri biasanya ditemukan di air tawar yang hangat seperti danau, sungai, dan kolam.

Amoeba ini bisa memasuki tubuh manusia melalui hidung.

Menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC), musim puncaknya amoeba di Florida itu terjadi pada Juli, Agustus hingga September.

Baca Juga: Kabar Baik, Tingkat Pasien Covid-19 Sembuh di Bekasi Capai 77 Persen

CDC menjelaskan bahwa amoeba itu tumbuh baik pada suhu 115 derajat Farenheit.

CDC telah memperingatkan warga Florida yang berenang di sumber air tawar tersebut untuk berhati-hati dan lebih awas terhadap kehadiran amoeba itu, terutama saat air sedang hangat di musim panas.

"Efek kesehatan yang negatif pada manusia dapat dicegah dengan menghindari kontak hidung dengan air, karena amoeba masuk melalui saluran hidung," kata CDC dalam pernyataannya.

Baca Juga: RI Miliki 2.657 Kasus Baru, Jabar Jadi Wilayah dengan Tambahan Kasus Covid-19 Terbanyak

"Gunakan hanya air yang sudah direbus dan didinginkan, air suling atau air steril untuk membuat larutan bilas sinus untuk neti pot,” ujarnya.

Amoeba ini tidak bisa ditularkan dari orang ke orang.

Mereka yang telah terinfeksi dengan Naegleria fowleri memiliki gejala seperti demam, mual, dan muntah serta leher yang kaku dan sakit kepala.

Baca Juga: Sempat Dikira Sampah, Petugas Kebersihan KRL Ini Temukan Uang dalam Kantong Plastik

Sebagian besar pasien meninggal dunia akibat infeksi ini dalam waktu sepekan.

Gejala dari Naegleria fowleri termasuk sakit kepala frontal yang parah, demam, mual dan muntah.

Gejala selanjutnya dapat juga meliputi leher kaku, kejang, perubahan status mental, halusinasi dan koma.

Baca Juga: Kepala Desa Palsukan Akte Jual Beli Tanah Rp5,6 Miliar Diringkus Polisi, Ini Kronologi Lengkapnya

Tanda-tanda infeksi biasanya mulai beberapa hari setelah berenang atau paparan hidung lainnya terhadap air yang terkontaminasi.

Orang meninggal dalam 1 hingga 18 hari setelah gejala dimulai.

CDD juga memperingatkan bahwa siapa pun yang memiliki gejala seperti itu harus segera mungkin mencari pertolongan medis.

Baca Juga: Patung Kayu Istri Donald Trump Dibakar pada Hari Kemerdekaan AS

"Terutama jika timbulnya gejala setelah berenang di air tawar hangat," tuturnya.

Kasus infeksi Naegleria fowleri di Florida terbilang sangat langka.

Sejak 1962, telah ditemukan 37 kasus infeksi amoeba ini.

Baca Juga: WHO Akui Virus Corona Dapat Menular Lewat Udara, Ini Kata Dokter Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Di seluruh Amerika Serikat hanya terdapat 143 kasus infeksi Naegleria fowleri yang ditemukan.

Dari semua kasus tersebut hanya empat orang yang berhasil selamat.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: CBS News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x