Nian Gao atau Kue Keranjang: Arti, Jenis, dan Resep

- 18 Januari 2023, 13:50 WIB
Kue keranjang siap disantap untuk menemani Tahun baru Imlek bersama keluarga di rumah.
Kue keranjang siap disantap untuk menemani Tahun baru Imlek bersama keluarga di rumah. /Freepik/

PR DEPOK - Nian Gao (年糕 nián gāo), atau kue beras Tahun Baru Imlek atau juga di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan kue keranjang/dodol China, adalah makanan tradisional yang terbuat dari tepung beras ketan dan gula, yang dimakan saat Tahun Baru Imlek.

Kue Keranjang/Nian Gao adalah kudapan yang wajib disantap saat Festival Musim Semi Imlek dan makanan penutup populer yang dimakan selama Tahun Baru Imlek. Menyantap Nian Gao/Kue Keranjang memiliki makna tahun depan bahagia dan beruntung.

Cari tahu makna, legenda, jenis, dan resep Nian Gao/Kue Keranjang di sini.

Arti Nian Gao dan Mengapa Orang Tionghoa Makan Nian Gao

Niangao adalah 年糕 dalam bahasa China. Karakter 年 berarti 'tahun', dan karakter 糕 berarti 'kue',memiliki pengucapan yang sama dengan 高 (/gao/), yang berarti 'tinggi'.

Baca Juga: 6 Tips memberikan Hadiah Tahun Baru Imlek dengan Benar

Sehingga, pelafalan Nian Gao terdengar seperti 'tahun tinggi' (年高), yang melambangkan pendapatan yang lebih tinggi, posisi yang lebih tinggi, pertumbuhan anak-anak, dan umumnya janji tahun yang lebih baik dalam pikiran orang Tionghoa.

Oleh karena itu, dianggap membawa keberuntungan untuk memakannya niangao/kue keranjang selama periode Tahun Baru Imlek.

Legenda Asal Usul Nian Gao/Kue Keranjang

Kue beras ketan manis Nian Gao diciptakan sebagai persembahan licik kepada Dewa Dapur, yang diyakini bersemayam di setiap rumah.

Baca Juga: Munculnya Etnis Tionghoa dan Sejarah Perayaan Imlek di Indonesia

Menurut cerita rakyat, pada akhir setiap tahunnya, Dewa Dapur membuat laporan tahunan kepada Kaisar Giok. Untuk mencegahnya menjelek-jelekkan rumah mereka, orang-orang menawarkan niangao atau kue keranjang yang akan menutup mulutnya. Oleh karena itu, niangao dipersiapkan untuk persembahan sebelum Tahun Baru Imlek.

Selain legenda tadi, Nian Gao memiliki legenda lain tentang asal-usulnya sekitar 2.500 tahun yang lalu.

Menurut legenda, setelah kematian Wu Zixu (伍子胥, 559–484 SM), seorang jenderal dan politikus kerajaan Wu pada Periode Musim Semi dan Musim Gugur (771–476 SM), raja Yue, Goujian, menyerang ibu kota Wu, dan tentara Wu serta warga terjebak di kota dan tidak ada makanan. Banyak orang mati kelaparan selama pengepungan.

Baca Juga: 3 Daftar Drama China untuk Menemani Libur Tahun Baru Imlek

Pada saat ini, seseorang memikirkan kata-kata bermanfaat Wu Zixu: "Jika negara dalam kesulitan dan orang-orang membutuhkan makanan, pergi dan gali tiga kaki di bawah tembok kota dan dapatkan makanan," ujar Wu Zixu.

Para prajurit melakukan apa yang diperintahkan Wu Zixu dan menemukan bahwa pondasi tembok itu dibangun dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan. Makanan ini menyelamatkan banyak orang dari kelaparan. Batu bata ini adalah Nian Gao asli.

Setelah itu, orang membuat Nian Gao setiap tahun untuk memperingati Wu Zixu. Seiring berjalannya waktu, Nian Gao menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai kue Tahun Baru Imlek atau kue keranjang di Indonesia.

Jenis dan Rasa Nian Gao

Kue beras di China utara sebagian besar berwarna putih dan kuning dan rasanya manis, bisa dikukus atau digoreng. Di Beijing, Nian Gao dibuat dengan jujube dan beras ketan atau nasi kuning.

Baca Juga: 6 ide Kado Tahun Baru Imlek untuk Anak-anak

Sedangkan di Shanxi dan Mongolia Dalam, orang menggunakan pasta kacang merah atau pasta jujube sebagai isian. Di Hebei, orang menambahkan isian seperti jujube (kurma), kacang merah kecil, dan kacang hijau.

Nian Gao ala Shanghai berwarna putih dan dibuat dengan beras bukan ketan. Metode memasak yang populer adalah dengan menumis irisan Nian Gao, yang dikenal sebagai chao niangao (炒年糕 'kue tahun goreng'). Kue ini biasanya disajikan sebagai hidangan, digoreng bersama daun bawang, daging sapi, babi, kol, dan lain-lain.

Di wilayah Jiangnan (Delta Yangtze), Nian Gao bisa manis atau gurih, dimasak dengan cara dikukus, digoreng, atau bahkan direbus dalam sup.

Sedangkan kue beras kanton biasanya dibuat dengan gula merah, yang menghasilkan warna kuning tua yang bertekstur elastis dan lengket. Bisa dimakan begitu saja atau digoreng setelah diiris, yang dikenal sebagai niangao goreng (煎年糕) di Tiongkok selatan, yang bisa dibilang mirip dengan kue keranjang di Indonesia.

Halaman:

Editor: Rahmi Nurfajriani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x