Network
PR DEPOK - Beberapa penelitian di dunia kesehatan telah mendalami metode pengobatan sel punca atau biasa dikenal dengan stem cell. Pengobatan dengan sel punca diyakini memiliki potensi untuk terapi penyakit regeneratif.
Namun, penelitian ini masih banyak memerlukan riset lebih dalam dan pengembangan lebih jauh agar dapat digunakan dalam pelayanan medis standar di Indonesia.
Sel punca atau stem cell adalah bahan mentah tubuh atau sel dari semua sel lain dengan fungsi khusus dihasilkan. Di bawah kondisi yang tepat di dalam tubuh atau laboratorium, sel punca membelah untuk membentuk lebih banyak sel yang disebut sel anak.
Sel anak ini kemudian menjadi sel induk baru atau sel khusus (diferensiasi) dengan fungsi spesifik, seperti sel darah, sel otak, sel otot jantung, dan sel tulang. Tidak ada sel lain dalam tubuh yang memiliki kemampuan alami untuk menghasilkan jenis sel baru.
Baca Juga: Mengenal Naegleria Fowleri, Jenis Sel Tunggal Amoeba Penyebab Infeksi Otak
Dalam upaya penelitian sel punca, Indonesia memiliki wadah tersendiri. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset (OR) Kesehatan bersama Asosiasi Sel Punca Indonesia ASPI telah bekerjasama dalam penelitian ini.
ASPI adalah wadah pertemuan dan pertukaran ide para pelaku riset dan pengguna sel punca di Indonesia yang mendukung kemajuan penelitian sel punca di bidang medis.
Mereka mengadakan Collaborative Seminar and Workshop Series BRIN-ASPI 2023, bertajuk “The Rising Tide of Stem Cell Elaboration: Creating a Bigger Platform for Research and Community”, pada Jumat, 13 Januari 2023 yang dilaksanakan di Kantor BRIN Kawasan Gatot Subroto, Jakarta.
Penelitian sel punca di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2008 dan tak terlepas dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang saat ini telah berintegrasi dengan BRIN.
