Vaping vs Merokok, Mana yang Lebih Aman? Begini Kata Para Ahli

- 4 Maret 2023, 14:25 WIB
Ilustrasi. Ahli buka suara soal perbedaan antara vaping dan merokok, serta yang lebih aman di antara keduanya, termasuk pada paru-paru.
Ilustrasi. Ahli buka suara soal perbedaan antara vaping dan merokok, serta yang lebih aman di antara keduanya, termasuk pada paru-paru. /Pexels

Baca Juga: Link Live Streaming Indosiar Gratis: Persik Kediri vs Barito Putera di BRI Liga 1, serta Starting Line Up

Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi jika merokok dapat meningkatkan risiko penyakit paru obstruktif kronik, yang meliputi bronkitis kronis, dan emfisema.

Para ahli kurang yakin tentang efek jangka panjang dari vaping. Tetapi sebuah studi pada tahun 2020 menunjukkan bahwa pengguna rokok elektrik saat ini memiliki kemungkinan 40 persen memiliki risiko penyakit pernapasan yang lebih besar daripada mereka yang tidak menggunakan rokok elektrik atau merokok.

Produk vape tertentu mungkin mengandung diacetyl, bahan kimia yang digunakan produsen untuk menambahkan rasa ke beberapa ‘jus’ vape. Diacetyl terhubung dengan perkembangan paru-paru, suatu kondisi yang melibatkan jaringan parut permanen pada saluran udara Anda.

· Berisiko terkena penyakit jantung
Merokok dapat berdampak ke tekanan darah tinggi, detak jantung, dan memburuknya fungsi kardiovaskular secara umum. Faktor-faktor ini, dan ribuan bahan kimia berbahaya dalam rokok, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Laporan singkat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2020 mencatat bahwa 20 persen tingkat kematian terkait penyakit jantung yang disebabkan karena merokok.

Baca Juga: Bansos PKH dan BPNT Cair Kapan? Segera Cek Penerima dan Estimasi Jadwal di cekbansos.kemensos.go.id

Sedangkan, efek vaping pada kesehatan jantung masih kurang jelas, tetapi penelitian mengaitkannya dengan peningkatan tekanan darah dan detak jantung yang serupa.

Sebuah studi pada tahun 2022 membandingkan hasil tes terkait tingkat stres antara orang yang menggunakan vape, merokok, dan mereka yang tidak menggunakan vape atau merokok. Orang-orang dalam kelompok vaping secara konsisten berkinerja lebih buruk daripada kelompok lainnya, tetapi sedikit lebih baik daripada kelompok yang merokok.

· Berisiko terkena kanker
CDC mencatat bahwa, orang yang merokok sampai 30 kali lebih mungkin meninggal karena kanker paru-paru dibandingkan mereka yang tidak merokok. Penelitian juga mengatakan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko pada usus besar, tenggorokan, dan kanker payudara, di antara kanker lainnya.

Sedangkan untuk rokok elektrik, para ahli sepenuhnya belum memahami hubungan antara penggunaannya dan risiko kanker. Tetapi banyak produk pada alat vaping yang mengandung beberapa karsinogen yang sama dengan rokok, seperti formaldehida, asetaldehida, dan nitrosamin.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah