Network
PR DEPOK - Operasi Bariatrik merupakan salah satu metode yang dapat menjadi alternatif bagi seseorang untuk menurunkan berat badannya.
Terutama, bagi mereka yang tergolong obesitas dan telah melakukan diet dan olahraga, namun gagal menurunkan berat badan.
Untuk informasi mengenai penjelasan, metode, jenis dan risiko operasi bariatrik akan dijelaskan dalam artikel ini.
Baca Juga: Yuk Mampir! 7 Rekomendasi Warung Bakso Enak yang Nikmat di Karawang, Catat Alamat dan Jam Bukanya
Secara prinsip dasar, operasi bariatrik adalah membatasi asupan makanan dan mengurangi penyerapan makanan di lambung dan usus.
Menurut Dr. Ananya Mandal, MD ketika menulis di News-Medical.net, menunjukkan bahwa operasi bariatrik dapat menurunkan tingkat kematian pasien dengan obesitas berat, terutama bila digabungkan dengan pola makan sehat dan perubahan gaya hidup setelah operasi.
Bedah bariatrik dirancang untuk mengubah atau mengganggu proses pencernaan ini, sehingga makanan tidak terurai dan diserap dengan cara biasa.
Baca Juga: Bansos PKH Tahap 2 2023 Sudah Mulai Cair Hari Ini, Anak Sekolah SD SMP SMA Dapat Berapa?
Pengurangan jumlah nutrisi dan kalori yang diserap memungkinkan pasien untuk menurunkan berat badan dan mengurangi risiko-risiko atau gangguan kesehatan terkait obesitas.
Secara garis besar, ada dua jenis pendekatan metode operasi bariatrik. Berikut dua metode yang dilakukan seperti:
1. Metode Pembedahan Restriktif
Baca Juga: Operasi Bariatrik: Pengertian, Jenis, Manfaat, Risiko, hingga Efek Samping
Pembedahan dengan metode ini bertujuan untuk membatasi kemampuan tubuh untuk mengonsumsi makanan, ini dilakukan dengan mengecilkan ukutan perut.
2. Metode Operasi Malabsorpsi
Metode operasi ini bertujuan untuk mengubah proses penyerapan makanan. Operasi ini juga melewati bagian tertentu dari saluran pencernaan, sehingga operasi ini juga dapat membatasi kemampuan penyerapan kalori dalam tubuh.
Baca Juga: Syarat, Cara Klaim, dan Besaran Biaya Beasiswa Bagi Anak Peserta BPJS Ketenagakerjaan
Selain itu, ada empat jenis operasi bariatrik yang bisa dilakukan. Pembedahan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan "terbuka", yang melibatkan pemotongan perut atau dengan cara laparoskopi, di mana instrumen bedah dipandu ke dalam melalui sayatan kecil berukuran setengah inci.
Saat ini, sebagian besar operasi bariatrik adalah laparoskopi karena dibandingkan dengan operasi terbuka, operasi ini memerlukan pemotongan yang lebih sedikit. Serta meminimalkan kerusakan jaringan dan komplikasi pasca operasi.
Ada empat jenis operasi yang ditawarkan:
Baca Juga: Wajib Coba! 6 Rekomendasi Warung Bakso Nikmat yang Enak di Kuningan, Catat Alamat dan Jam Bukanya
1. Pita lambung yang dapat disesuaikan (AGB)
2. Bypass lambung Roux-en-Y (RYGB)
3. Pengalihan Biliopancreatic dengan sakelar duodenum (BPD-DS)
4. Gastrektomi lengan vertikal (VSG)
Operasi bariatrik merupakan operasi yang sangat efektif, namun tidak menutup kemungkinan adanya risiko efek samping, seperti pasien mungkin mengalami kekurangan gizi dan vitamin.
Baca Juga: 10 Kuliner Soto di Klaten yang Enak dan Terpopuler, Lokasi di Sini
Orang yang pernah menjalani operasi bariatrik harus mematuhi diet ketat dan rencana olahraga seumur hidup untuk mencegah komplikasi serta untuk menghindari penambahan berat badan setelah operasi.
Selain itu, pasien dapat mengalami kulit kendur dan terlipat berlebih yang memerlukan pembedahan lebih lanjut untuk mengangkat dan mengencangkan.
Seperti semua jenis operasi, operasi bariatrik dikaitkan dengan risiko termasuk pendarahan internal, trombosis vena dalam , infeksi, dan emboli paru (gumpalan darah di paru-paru). Diperkirakan risiko kematian tak lama setelah operasi bariatrik adalah sekitar 1 banding 200.***
