Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Anopheles Penyebab Malaria, Indonesia Masih Rawan

- 12 Juli 2023, 10:12 WIB
Ilustrasi nyamuk malaria. Simak ciri-ciri nyamuk Anopheles yang merupakan penyebab penyakit malaria, di mana Indonesia masih rawan.
Ilustrasi nyamuk malaria. Simak ciri-ciri nyamuk Anopheles yang merupakan penyebab penyakit malaria, di mana Indonesia masih rawan. /Pexels/Anuj/

PR DEPOK - Baru-baru ini, ada seorang tentara Indonesia yang meninggal karena penyakit malaria di hutan Papua. Sebelum meninggal dan terkena malaria, tentara tersebut mendapat gigitan dari seekor nyamuk anopheles. Nyamuk Anopheles memang salah satu perantara pembawa penyakit malaria, yang tidak hanya ada di Papua tapi juga beberapa daerah Indonesia lainnya. Artikel ini akan menjelaskan tentang ciri-ciri dari nyamuk anopheles.

Malaria adalah penyakit infeksi menular yang dapat disebarkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Hampir sama seperti gejala demam berdarah, malaria biasanya ditandai dengan demam dan menggigil selama beberapa hari.

Sampai hari ini, penyakit malaria masih menjadi ancaman di sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan, menurut data Kementeria Kesehatan (Kemenkes), pada tahun 2021, terdapat lebih dari 90 ribu kasus penyakit malaria. Meski begitu, angka tersebut telah mengalami penurunan secara signifikan sejak tahun 2020, yang pernah mencapai lebih dari 200 ribu kasus.

Malaria adalah penyakit yang bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Apabila tidak ditangani dengan benar, penyakit ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi bahkan kematian.

Baca Juga: Cek DTKS Kemensos Pakai NIK KTP Sendiri Lewat HP di Sini

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Iman Firmansyah menyampaikan bahwa masyarakat perlu berhati-hati terhadap nyamuk anopheles yang membawa penyakit malaria. Sebab, sebagian wilayah di Indonesia masih rawan perkembangbiakan nyamuk tersebut.

"Hati-hati jika melihat nyamuk anopheles, ciri-cirinya secara umum, yakni berwarna abu-abu kehitaman, posisi badan menukik sekitar 45 derajat dengan kepala lebih rendah, dan ukurannya lebih besar," ujar dr. Iman dalam sebuah diskusi mengenai cara pencegahan penularan malaria, dilansir dari ANTARA.

dr. Iman juga menyampaikan bahwa nyamuk anopheles berbeda dengan nyamuk aedes aegypti, yang membawa penyakit demam berdarah. Nyamuk aedes aegypti memiliki posisi kepala dan badan sejajar.

Dia juga menyampaikan bahwa nyamuk anopheles adalah vektor yang membawa parasit Plasmodium dan dapat menularkan kepada manusia melalui gigitan.

Baca Juga: 10 Tempat Makan Bakso Terkenal di Sragen dengan Alamat dan Harga

Kemudian, dr. Iman mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada jika tinggal di wilayah yang rawan dengan perkembangbiakan nyamuk anopheles.

"Waspadai wilayah rawan perkembangbiakan nyamuk Anopheles seperti di daerah pesisir pantai, pegunungan, dan rawa-rawa," kata dr. Iman, seorang dokter yang melakukan praktik di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta.

Iman juga menambahkan, bahwa pada umumnya wilayah Indonesia adalah tempat yang cocok bagi nyamuk anopheles untuk berkembang biak. Ada beberapa wilayah-wilayah yang endemis terhadap nyamuk anopheles seperti Papua, sebagian Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan wilayah Jawa bagian selatan.

Untuk daerah lain seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Bali, disampaikan sebagai daerah yang bebas dari malaria. Akan tetapi, masyarakat perlu berhati-hati karena daerah tersebut belum benar-benar terbebas dari malaria.

Baca Juga: Bikin Nagih! Rekomendasi Sate Terbaik di Sragen dengan Alamat Lengkap dan Jam Buka

"Terdapat kasus yang biasanya kami sebut sebagai kasus impor, di mana penyakit malaria dibawa oleh orang yang pergi dari daerah endemis ke daerah yang dinyatakan bebas malaria," kata dr. Iman.

Gejala dari penyakit malaria adalah demam tinggi, menggigil, dan berkeringat yang biasanya akan disertai dengan gejala pendukung seperti pusing, mual, dan muntah dalam kurun waktu satu pekan hingga satu bulan.

Dokter yang melakukan praktik di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso ini juga menegaskan, bahwa faktor terpenting dari penularan virus malaria adalah adanya parasit Plasmodium dan gigitan nyamuk Anopheles.

Jika tidak ada salah satunya, maka penularan penyakit malaria tidak akan terjadi. Oleh karena itu, pencegahan terhadap gigitan nyamuk anopheles, sangat penting untuk dilakukan untuk meminimalkan penularan penyakit malaria.

Baca Juga: Dana Bantuan Anak SMP Kapan Cair di Bulan Juli 2023? Cus Akses pip.kemdikbud.go.id

Berdasarkan data dari Kemenkes, untuk daerah Asia, Indonesia menduduki peringkat kedua setelah India dalam kasus penyakit malaria dengan jumlah 304.607 kasus per 2021.

Kemenkes telah menargetkan Indonesia akan bebas dari malaria pada tahun 2030 dengan 347 dari 514 kasus atau 68 persen kabupaten/kota di Indonesia, sudah dinyatakan mencapai status eliminasi malaria per 2021 dan
akan terus bertambah.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah