Mengenal Egg Freezing untuk Mempertahankan Kesuburan, Ketahui Risiko dan Efek Sampingnya

- 1 Oktober 2023, 22:00 WIB
Penjelasan tentang egg freezing untuk mempertahankan kesuburan, serta risiko dan efek sampingnya.
Penjelasan tentang egg freezing untuk mempertahankan kesuburan, serta risiko dan efek sampingnya. /Freepik/Drazen Zigic

Egg freezing atau pembekuan sel telur elektif untuk wanita yang berusia di bawah 40 tahun telah muncul sebagai pendekatan optimal untuk memberikan lebih banyak otonomi reproduksi kepada wanita.

Hal ini untuk melindungi dari infertilitas yang berkaitan dengan usia dan memungkinkan wanita untuk siap secara finansial, sosial, dan psikologis untuk melahirkan keturunan genetik yang sehat ketika mereka memilih untuk melakukannya.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Hari Batik Nasional 2 Oktober 2023, Desain Cantik untuk Digunakan di Sosial Media

Menurutnya, prosedur khas untuk melakukan egg freezing atau mengawetkan sel telur wanita adalah kriopreservasi oosit yang dimulai dengan stimulasi hormonal. Ia juga mengungkapkan hal ini diikuti dengan pengambilan, pembekuan, dan penyimpanan sel telur wanita.

Egg freezing secara elektif atau sosial membantu ketika sel telur dibuahi secara in vitro (IVF) dengan sperma, dan embrio yang dihasilkan ditanamkan di dalam rahim, dengan tujuan kehamilan untuk kelahiran hidup.

Membekukan sel telur pada usia dini dapat meningkatkan peluang untuk menyimpan oosit yang paling sehat untuk menjadi ibu genetik di kemudian hari. Secara umum, biaya untuk egg freezing tergantung pada periode total.

Risiko dan Efek Samping Egg Freezing

Baca Juga: Lucinta Luna Tulis Pesan Haru untuk Baby di Kandungannya, Netizen Malah Singgung Soal Episode

Pakar kesuburan menjelaskan risiko dan efek samping dari stimulasi ovarium dan pengambilan sel telur sama seperti yang dialami selama IVF, karena obat-obatan hormonal dan kerusakan jaringan akibat intervensi selama pengambilan sel telur juga mungkin terjadi.

Selain itu, kerusakan akibat penyimpanan yang tidak tepat juga merupakan risiko lainnya. Jika berhasil, risiko yang menyertai kehamilan juga ada.

Dalam hal kriopreservasi, tingkat keberhasilan kehamilan yang lebih tinggi adalah ketika proses ini dilakukan sebelum usia 36 tahun, dengan tingkat keberhasilan kelahiran hidup menurun ketika oosit diambil dari wanita berusia 40 tahun ke atas.

Halaman:

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: Hindustan Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x