Kenali Bahaya dan Ciri Galon yang Mengandung BPA, Bisa Picu Penyakit Berbahaya untuk Ibu Hamil dan Anak-Anak

- 2 Oktober 2023, 07:58 WIB
Ilustrasi galon air minum.
Ilustrasi galon air minum. /Freepik/upklyak

PR DEPOK - Penggunaan kemasan galon air minum membuat masyarakat harus lebih waspada dan hati-hati dalam memilih suatu produk, yang bisa menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan, khususnya untuk ibu hamil dan anak-anak.

Meski BPOM sudah membuat peraturan untuk mencantumkan label pada produk air minum kemasan yang berpotensi mengandung BPA, masyarakat belum sepenuhnya menyadari perihal tanda-tanda yang terdapat pada produk yang dibelinya.

Tak jarang, kemasan galon air minum justru bisa menyebabkan risiko yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra Hari Senin, 2 Oktober 2023: Ada Banyak Peluang dan Pemasukan

Penggunaan kemasan galon isi ulang yang ada di Indonesia dengan berbahan BPA, diketahui merupakan produk dari merk terkenal yang hampir 70 persen menguasai pasar di Indonesia.

Hal tersebut kemudian menjadi sorotan publik, setelah salah satu dokter kecantikan, dr. Richard Lee mengundang pakar dalam meneliti yang concern terhadap pemaparan BPA dalam podcastnya beberapa hari lalu.

Dalam podcast tersebut, dijelaskan bahwa produk galon air minum yang masih menggunakan BPA tersebut dapat menyebabkan beberapa penyakit yang sangat berbahaya, meskipun tidak terlihat dalam jangka waktu yang singkat.

Baca Juga: 6 Nasi Goreng Terlezat di Pekalongan, Gurih Banget dan Komplit!

Namun, dampak yang bisa dilihat dari paparan BPA tersebut dapat berpengaruh pada ibu hamil, dan juga dapat mempengaruhi perilaku pada anak, seperti contohnya, penyakit ADHD, dan gangguan kesehatan mental lainnya.

Tak hanya itu, masyarakat pun harus lebih waspada karena paparan dari BPA tersebut bisa menyebabkan gangguan pada sistem endokrin laki-laki, kegemukan, dan gangguan menstruasi pada wanita.

Ciri dan Bahaya Galon isi ulang

Adapun ciri dan jenis produk galon air minum yang sering digunakan sehari-hari cirinya bersifat keras, jernih, secara termal sangat stabil, dan terdapat tanda angka 7 pada kemasan galon tersebut.

Baca Juga: Update Kenaikan Harga BBM Pertamina, Vivo, Shell Oktober 2023, Apakah Pertalite Ikut Naik?

Tanda tersebut menunjukan bahwa dapat digunakan beberapa kali dalam penggunaanya. Sehingga, potensi air minum terpapar BPA sangat tinggi, karena dipengaruhi beberapa faktor diantaranya, terkena sinar matahari, perubahan suhu atau dalam proses sterilisasi kemasan pada saat isi ulang, yang mengakibatkan resiko proses pelepasan BPA menjadi sangat tinggi dan menimbulkan beberapa penyakit berbahaya.

Selain pada galon isi ulang, kandungan BPA bisa ditemukan juga pada botol susu bayi, dan peralatan makan bayi.

Maka dari itu, masyarakat perlu mengetahui jenis-jenis plastik yang aman dan tidak aman digunakan sebagai kemasan pangan yang beredar di pasaran, diantaranya

Baca Juga: Kapan Kartu Prakerja Gelombang 62 Dibuka? Cek Jadwal Pendaftaran di Sini

Polietilena Tereftalat (PET)

Memiliki sifat jernih, kuat, tahan larut, kedap gas dan air, melunak pada suhu 80 derajat celcius. Terdapat pada botol minuman, minyak goreng, selai kacang, kecap, sambal, tray biskuit.

Polietilena Berdensitas Tinggi (High Density Polyethylene HDPE)

Memiliki sifat keras hingga semi fleksibel, tahan terhadap bahan kimia dan kelembaban, dapat ditembus gas, permukaan berlilin, buram, mudah diwarnai, diproses dan dibentuk, melunak pada suhu 75 derajat celcius.

Baca Juga: Kunjungi 6 Warung Sate Terkenal di Cilacap, Bumbunya Meresap Gugah Selera!

Seperti penggunaan pada botol susu cair dan jus, tutup plastik, kantong plastik belanja, dan wadah es krim. Jenis kemasan ini relatif aman digunakan untuk kemasan pangan.

Polivinil Klorida (PVC)

Terbagi menjadi dua jenis, diantaranya PVC kaku-semi-kaku dan PVC diplastisasi atau lunak.

Pada pembuatannya, ditambahkan berbagai bahan tambahan seperti Monomer Vinil, Klorida, senyawa Ester Ftalat, senyawa penstabil yang bisa sebabkan kanker hati, gangguan pada endokrin, kanker paru, gangguan ginjal. Sehingga, perlu diwaspadai dalam penggunaanya.

Baca Juga: 11 Link Twibbon Hari Batik Nasiona, Cara Pasang ke Media Sosial dan Sejarah Singkat

Polietilena Berdensitas Low (Low Density Polyethylene LDPE)

Digunakan pada kantong belanja, bungkus roti, dan makanan segar, pembungkus makanan (food wrap), dan tergolong aman.

Polipropilena (PP)

Digunakan pada pembungkus biskuit, kantong keripik kentang, gelas air mineral, botol susu, sedotan, lunch box. Dan tergolong aman untuk kemasan pangan.

Baca Juga: Medok Tenan! 6 Varian Gudeg di Karanganyar, Berikut Lokasinya

Polistirena (PS)

Terbagi menjadi dua, Polistirena kaku dan busa. Contoh penggunaan kaku seperti sendok, garpu, gelas, toples, cup es krim. Dan penggunaan polistirena busa, seperti pada piring, gelas, sendok dan baki. Dan perlu diwaspadai karena meninggalkan residu monomer stirena yang bersifat karsinogen pencetus kanker.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: menlhk.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah