Kejang Tak Selalu Epilepsi, Ketahui 5 Kategori Jenisnya Berikut Ini!

- 24 Juni 2024, 07:20 WIB
Ilustrasi kejang-kejang
Ilustrasi kejang-kejang /Pixabay/

Badan, lengan, dan tungkai akan fleksi (berkontraksi), memanjang (meluruskan), tremor (goyang), masa klonik (kontraksi dan relaksasi otot), dilanjutkan dengan masa postiktal.

Tidak semua fase ini dapat terlihat pada semua jenis kejang.

Selama periode pascaiktal, anak mungkin mengantuk, mempunyai masalah penglihatan atau bicara, dan mungkin mengalami sakit kepala parah, kelelahan, atau nyeri tubuh.

Baca Juga: 5 Bakso Rating Tinggi dan Terenak di Semarang, Jangan Sampai Kehabisan!

3. Kejang mioklonik

Jenis kejang ini mengacu pada gerakan cepat atau sentakan tiba-tiba pada sekelompok otot.

Kejang ini cenderung terjadi secara berkelompok, artinya dapat terjadi beberapa kali sehari, atau beberapa hari berturut-turut.

4. Kejang infantil

Jenis gangguan kejang langka ini terjadi pada bayi sebelum usia enam bulan. Tingkat kejadian kejang ini tinggi ketika anak sedang bangun, atau ketika mereka mencoba untuk tidur.

Bayi biasanya mengalami gerakan singkat pada leher, badan, atau kaki yang berlangsung selama beberapa detik. Bayi mungkin mengalami ratusan kejang ini setiap hari. Kejang bisa menjadi masalah serius, dan bisa menimbulkan komplikasi jangka panjang.

Baca Juga: KLJ Tahap 2 Cair Juni 2024, Cek Penerima di Sini, Berikut Besaran Bansos Kartu Lansia Jakarta

5. Kejang demam (Step)

Jenis kejang ini berhubungan dengan demam dan bukan merupakan epilepsi, meskipun demam dapat memicu kejang pada anak penderita epilepsi.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah