Di Tengah Kekhawatiran Perang Iran, Donald Trump Dilaporkan Kirim Bomber B-52 ke Timur Tengah

27 November 2020, 21:00 WIB
Ilustrasi jet tempur. /Pixabay/Wikilmages./

PR DEPOK - Dikabarkan selama akhir pekan, bomber atau pembom jarak jauh B-52 Amerika Serikat (AS) dikerahkan ke Timur Tengah.

Hal itu diketahui beberapa jam sebelum pejabat Israel, AS, dan Arab Saudi dilaporkan mengadakan pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya terkait masalah regional di utara kerajaan.

Menurut The Times pada Rabu 25 November 2020, Komando Pusat AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa awak pesawat B-52 dari Sayap Bom ke-5 yang berbasis di Dakota Utara sudah melaksanakan misi jarak jauh.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Presiden Joko Widodo Akan Segera Batalkan UU Cipta Kerja, Simak Faktanya

Informasi tersebut diketahui melalui pemberitahuan singkat ke Timur Tengah pada Sabtu, 21 November 2020.

Seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari The New Arab pada Jumat 27 November 2020, awak pesawat B-52 tersebut dikirim ke lokasi yang tidak disebutkan namanya di wilayah itu untuk mencegah adanya agresi dan meyakinkan mitra dan sekutu AS.

Mereka juga bergabung dengan jet tempur F-15 dan F-16 yang semuanya mampu meluncurkan serangan pada target tertentu jika perlu.

Baca Juga: PA 212 Minta PDIP Dibubarkan karena Pernyataan Megawati, Ini Tanggapan Refly Harun

"Kemampuan untuk dengan cepat memindahkan kekuatan ke dalam, keluar dan sekitar theatre untuk merebut, mempertahankan dan mengeksploitasi inisiatif adalah kunci untuk mencegah potensi agresi," Kata Letnan Jenderal Greg Guillot yang merupakan komandan Angkatan Udara AS ke-9 pada The Times.

Pengerahan tersebut diketahui dilakukan di tengah ketegangan yang terjadi antara Iran dan AS serta sekutunya ketika Presiden Donald Trump bersiap untuk meninggalkan Gedung Putih.

Kemudian pada awal bulan November, muncul sebuah laporan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merancang sebuah rencana serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran.

Baca Juga: Soal Habib Rizieq Maju di Pilpres 2024, Ketum PA 212: Presiden Itu Terlalu Kecil untuk Beliau

Meski sebetulnya Donald Trump tidak melanjutkan intervensi, tetapi masih ada kekhawatiran bahwa AS atau Israel bisa saja melancarkan serangan udara terhadap saingannya yaitu Iran pada waktu menjelang minggu terakhir presiden menjabat.

Diketahui sebelumnya bahwa Iran telah memperkaya cadangan uraniumnya sepuluh kali lipat dari batas yang sudah ditetapkan dalam kesepakatan nuklir antara Teheran dan kekuatan dunia

Kesepakatan itu merupakan sebuah perjanjian yang ditarik AS selama kepresidenan Donald Trump.

Baca Juga: Kasus Baru Covid-19 DKI Meningkat, Anies Baswedan: Dampak Libur Panjang Akhir Oktober Mulai Terasa

GErakan tersebut juga terjadi di tengah adanya laporan pembicaraan atau pertemuan antara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, dihadapan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Berdasarkan kabar yang dihimpun, pertemuan itu dikabarkan dilakukan di kota Laut Merah NEOM Arab Saudi.

Meski Arab Saudi membantah keras terkait pertemuan rahasia tersebut, yang akan menjadi pertemuan pertama antara kedua negara, tetapi berdasarkan laporan dari sumber lain, seorang menteri Israel justru bersikeras mengakui adanya pembicaraan atau pertemuan itu.

Baca Juga: KPK Sukses Ciduk Edhy Prabowo, Febri Diansyah Singgung Harun Masiku yang Masih Buronan

Perjalanan 7.000 mil para pembom berat tersebut terjadi hanya sehari sebelum pertemuan itu. Lalu, pemberontak Houthi yang didukung oleh Iran di Yaman melancarkan serangan rudal ke fasilitas minyak Saudi pada awal pekan ini dan menyebabkan adanya kerusakan kecil.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: The New Arab

Tags

Terkini

Terpopuler