Terkuak! Pengakuan Mengejutkan Petugas Medis Wuhan, Diminta Berbohong Soal Bahaya Covid-19

HM
21 Januari 2021, 14:01 WIB
ilustrasi virus corona atau Covid-19. /Pixabay/geralt.

PR DEPOK - Petugas medis China telah direkam secara diam-diam mengaku bahwa mereka mengetahui seberapa serius virus corona alias Covid-19 dapat menular pada awal wabah terjadi, tetapi mereka diperintahkan oleh pemerintah China untuk tutup mulut.

Hal itu terungkap setelah secara diam-diam perbincangan petugas medis tentang awal mula virus Corona menyebar di Wuhan, China direkam oleh seorang jurnalis independen untuk film dokumenter ITV, berjudul "Outbreak: The Virus That Shook The World (Wabah: Virus yang Mengguncang Dunia)".

Dengan tidak ragu, petugas medis mengatakan betapa berbahayanya Covid-19.

Baca Juga: KPK Lelang Perhiasan-Mobil dari Perkara Korupsi, Peserta Wajib Beri Uang Jaminan Rp50 Juta

Mereka juga mengetahui kematian pertama akibat Covid-19 terjadi pada akhir Desember 2019.

"Sebenarnya, di akhir Desember atau awal Januari, kerabat seseorang yang saya kenal, meninggal karena virus ini. Banyak dari mereka yang tinggal bersamanya juga terinfeksi, termasuk orang yang saya kenal," kata petugas medis dalam rekaman tersebut, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari ITV News.

"Kami semua merasa seharusnya tidak ada keraguan tentang penularan dari manusia ke manusia," sahut petugas medis lain.

Berbicara setelah Wuhan dibebaskan dari lockdown, para petugas medis itu juga mengatakan bahwa sejak awal terjadinya wabah otoritas pemerintah China telah menutup-nutupi virus ini.

Baca Juga: Respons Ucapan Komjen Listyo Soal Penegakan Hukum, Rocky: Sama Kayak Mahasiswa Semester 1!

“Kami tahu virus ini ditularkan dari manusia ke manusia. Tetapi ketika kami menghadiri pertemuan rumah sakit, kami diberitahu untuk berbohong tentang wabah Covid-19. Para pemimpin provinsi mengatakan kepada rumah sakit untuk tidak mengatakan yang sebenarnya," ujar salah satu petugas medis yang dirahasiakan identitasnya.

Mereka mengatakan pihak berwenang tahu bahwa perayaan tahun baru di bulan Januari akan mempercepat penyebaran virus.

“Masyarakat menyarankan di tingkat kota agar tidak dilanjutkan, tapi dilakukan karena acara seperti itu akan menghadirkan masyarakat yang harmonis dan sejahtera,” ujarnya melanjutkan.

Dalam film dokumenter yang ditayangkan pada Selasa, 19 Januari 2021 malam itu mengungkap bukti bahwa sementara virus Covid-19 menyebar antara 5 dan 17 Januari, tidak ada kasus baru yang secara resmi dilaporkan di China selama periode 12 hari itu.

Baca Juga: Refly Sebut Radikalisme Bukan Musuh Utama RI, Ferdinand: Manusia Satu Ini Makin Konyol!

Kesaksian profesional medis Wuhan didukung oleh ahli virus terkemuka, termasuk spesialis penyakit menular Dr Yi-Chun Lo, Wakil Direktur Jenderal Pusat Pengendalian Penyakit di Taiwan.

Dia berkata bahwa manajemen wabah sejak awal gagal dan berantakan.

"Saya pikir pandemi dapat dihindari pada awalnya jika China transparan tentang wabah dan dengan cepat memberikan informasi yang diperlukan kepada dunia," kata petugas medis di rekaman itu.

Namun pihak berwenang China masih menyangkal virus itu dapat ditularkan dari manusia ke manusia.

Baca Juga: Singgung Pengeluaran Bobby Nasution di Pilkada, Refly Harun: ‘Suara’ Kadang Tidak Gratis

Tim peneliti pada awalnya merasa kesulitan untuk mendapatkan akses dan informasi di Wuhan.

Dalam dokumenter tersebut, Dr Yin-Ching Chuang dari Jaringan Pencegahan dan Perawatan Penyakit Menular di Taiwan, mengatakan bahwa dia dan timnya telah berusaha keras mengunjungi Wuhan.

Dua minggu setelah wabah resmi, Dr Chuang dan rekannya mendapat izin untuk bepergian.

Mereka sangat membutuhkan jawaban untuk satu pertanyaan kunci yakni apakah ada penularan dari manusia ke manusia.

Baca Juga: Tak Sedikit Pengusaha Minta Vaksinasi Mandiri, Jokowi: Kita akan Putuskan, Kenapa Tidak?

Namun begitu sampai di sana, mereka mengaku sulit mendapatkan jawaban yang jelas, hingga dalam satu pertemuan akhirnya ia mengetahui kebenarannya.

"Saat kami berada di pertemuan itu, kami mengajukan banyak pertanyaan, dengan sangat enggan mereka akhirnya keluar dan berkata, 'Penularan terbatas dari manusia ke manusia tidak dapat dikesampingkan'," kata Dr Chuang.

Tetapi dua minggu setelah wabah secara resmi dimulai, kemungkinan penularan dari manusia ke manusia masih belum diakui secara publik.

"Berapa skala infeksinya? Seberapa besar epidemi ini? Berapa banyak pasien yang terkena? Kami tidak tahu. Hanya mereka yang tahu ini. Mengapa China tidak menginformasikan negara lain tentang masalah manusia-ke-manusia ini lebih awal?," kata Dr Chuang melanjutkan.

Baca Juga: Joe Biden Resmi Dilantik Jadi Presiden AS, Jokowi: Selamat, Mari Terus Perkuat Kemitraan

Pemerintah China menolak berkomentar, tetapi sebelumnya mengatakan mereka memberikan informasi tepat waktu setelah fakta diketahui.

Film dokumenter produksi broadcaster asal Inggris itu juga melacak kisah global tahun pertama Covid-19, menelusuri kehancuran yang disebabkan oleh penyebaran virus di empat benua.

Kecepatan penyebaran virus dari China ke dunia luar digambarkan oleh ahli virologi Sir Paul Nurse, direktur Francis Crick Institute, seperti kebakaran hutan.

"Apa yang mungkin memakan waktu dua, tiga, empat, lima tahun untuk menyebar beberapa ratus tahun yang lalu dapat menyebar dalam 24 jam, ini benar-benar seperti kebakaran hutan di Pedalaman Australia. Infeksi virus yang kuat persis seperti itu," kata Sir Paul.

Baca Juga: Hari Ke-12 Pencarian Korban Sriwijaya Air SJ-182, Basarnas Kumpulkan 324 Kantong Jenazah

Film dokumenter itu juga memetakan bagaimana masalah pelacakan kontak di Inggris dan pencabutan pembatasan menyebabkan infeksi melonjak.

Pada 12 Maret tahun lalu, sehari setelah pandemi global diumumkan, Inggris secara resmi berhenti mencoba melacak wabah di seluruh negeri untuk memfokuskan 1.500 tes harian yang tersedia di rumah sakit.

"Pengujian komunitas terhadap individu yang tidak terlalu berhasil dan pelacakan kontak dihentikan, karena kami tidak memiliki kapasitas untuk melakukan itu," kata direktur virologi Deenan Pillay.

Pillay mengatakan bahwa dengan mencabut pembatasan atau lockdown dalam upaya untuk mencegah potensi bencana ekonomi, pemerintah Inggris mungkin secara tidak sengaja membantu penyebaran virus.

Baca Juga: Simbol SOS Muncul di Pulau Laki Saat Buka Aplikasi Google Maps, Roy Suryo Angkat Suara

"Pada saat penguncian berakhir pada Juli 2020, kami membutuhkan lingkungan dan infrastruktur yang akan mencegah infeksi. Dan sistem pengujian dan pelacakan benar-benar gagal," kata Pillay melanjutkan.

Sementara itu, pemerintah Inggris berdalih pencabutan lockdown telah menerima nasihat dari para ahli ilmiah dan medis.

Menanggapi hal tersebut Pillay mengeluarkan peringatan keras untuk masa yang akan datang.

"Cara di mana virus Corona ini menjadi Covid, penularan dari hewan ke manusia, terus berlangsung sepanjang waktu. Perdagangan hewan secara langsung di seluruh dunia yang mendorong hal ini terus berlanjut. Dan oleh karena itu kami harus berharap ini akan terjadi lagi," ujar Pillay.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ITV News

Tags

Terkini

Terpopuler