Korban Meninggal Covid-19 Inggris Tembus 100.000, PM Boris Johnson Sampaikan Permintaan Maaf

28 Januari 2021, 19:25 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson /Instagram/@borisjohnson

PR DEPOK - Pada, 7 Januari 2021, Kantor Statistik Nasional (ONS) menyampaikan berdasarkan akta kematian bahwa Inggris telah melewati ambang batas tentang angka kematian akibat Covid-19.

Kemudian, Pemerintah Inggris mengumumkan bahwa korban meninggal akibat Covid-19 di Inggris telah menembus 100.000 orang dengan catatan kematian harian sebanyak 1.631.

Meski begitu, Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson mengatakan bahwa pemerintahnya telah berusaha sekuat tenaga untuk menekan angka kematian akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Nilai Aturan Jam Malam Tak Efektif, dr. Tirta: Corana Ga Keluar Malam, Banyak Usaha Warga yang Terdampak

Dalam pernyataannya, Johnson juga menyampaikan penyesalan dan permintaan maafnya atas gugurnya 100.000 orang lebih di Inggris karena Covid-19.

"Sulit untuk menghitung kesedihan dari statistik yang suram ini. Tahun-tahun kehilangan, banyak pertemuan keluarga yang tak dihadiri, banyak kerabat yang pergi tanpa sempat mengucap selamat tinggal," ujar Johnson menjelaskan.

PM Inggris tersebut juga menyampaikan belasungkawanya atas korban-korban yang telah gugur.

Baca Juga: Menag Yaqut Harap Situs Candi Borobudur dapat Menjadi Rumah Ibadah Umat Buddha Dunia

"Saya turut berduka yang sedalam-dalamnya pada semua orang telah kehilangan orang-orang tercintanya," ucapnya menambahkan seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian pada Kamis, 28 Januari 2021.

Johnson kembali menyampaikan penyesalannya atas korban-korban yang gugur.

"Hari ini saya pikir saya harus benar-benar mengulangi bahwa saya sangat menyesal atas setiap nyawa yang telah hilang, dan selaku perdana menteri tentu saja saya bertanggung jawab penuh atas semua yang telah dilakukan pemerintah," kata Boris Johnson.

Baca Juga: Harga Cabai Rawit Merah Melonjak, Kepala Pasar Induk Kramajati: Pengaruh Cuaca Sebabkan Terkendala Pemetikan d

Namun, ketika ditanya alasan mengapa Inggris bisa mencapai angka tinggi tersebut, ia enggan menjawab pertanyaan dari wartawan itu.

Banyak ahli yang menanggapi tingginya angka korban yang meninggal akibat Covid-19. Tak sedikit dari mereka yang juga tak percaya dengan kejadian yang menimpa Inggris tersebut.

"Sulit dipercaya negara yang kaya, dengan sistem kesehatan yang universal jadi salah satu negara dengan korban meninggal tertinggi akibat pandemi Covid-19," ucap Kepala Eksekutif King's Dana, Richard Muray.

Baca Juga: Singgung Makna Pam Swakarsa yang Kembali Digagas Kapolri, Lukman Hakim: Mengapa Tak Gunakan Istilah Lain?

Uskup Agung Canterbury dan York juga meminta masyarakat untuk berhenti sejenak, merenung dan berdoa atas gugurnya 100.000 jiwa akibat pandemi.

"100.000 bukan hanya angka yang abstrak. Setiap angka adalah seseorang, seseorang yang kita cintai dan seseorang yang mencintai kita," kata Justin Welby dan Stephen Cottrell dalam surat terbuka.

Hingga kini total kasus yang positif terinfeksi di Inggris berdasarkan data dari World Do Meter, sebanyak 3.715.054 orang.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 28 Januari 2021, Ajak Al Bertemu, Apa yang Ingin Andin Sampaikan ke Al?

Sedangkan, untuk korban yang meninggal sebanyak 101.887 orang, dan total yang sembuh sebanyak 1.673.936 orang.***

 

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler