PR DEPOK – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie mengemukakan pendapatnya terkait peristiwa tragis yang baru saja terjadi di Amerika Serikat (AS).
Seperti diberitakan, telah terjadi insiden penembakan brutal yang terjadi di AS hingga menewaskan delapan orang.
Dari delapan orang tersebut, terdapat enam perempuan keturunan Asia-Amerika yang ditembak di panti pijat di Kota Atlanta pada Selasa, 16 Maret 2021 lalu.
Pelaku penembakan tersebut diketahui bernama Robert Aaron Long (21) dari Woodstock, Georgia.
Long berhasil ditangkap polisi saat sedang menuju ke Florida yang berencana untuk melakukan serangan lebih lanjut.
Jimly pun menyoroti insiden penembakan tersebut yang didasari oleh kebencian yang masih kerap terjadi di beberapa negara.
“Lihat kebencian antar etnis di samping antar agama terus berlangsung di bbrp negara, termasuk di AS,” kata Jimly sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @JimlyAs.
Baca Juga: Pengumuman Lolos Kartu Prakerja Gelombang 15, Dapat Dicek dengan Cara Berikut
Menurutnya, hal itu terjadi disebabkan oleh tidak berfungsinya kepemimpinan yang adil terhadap struktur kehidupan.
“Ini akibat tdk brfungsinya kpemimpinan yg adil & mngadilkan struktur khdpan,” ujar Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu tegas.
Selain itu, Jimly menilai bahwa peristiwa itu pun terjadi akibat tidak berfungsinya kepemimpinan yang bisa merukunkan dan mendamaikan kehidupan umat manusia.
“Mrukunkan & mndamaikan perikehidupan brsama umat manusia dimana2,” ucap Jimly mengakhiri cuitan.
Diketahui, Presiden AS Joe Biden juga mengecam penembakan brutal yang terjadi di Atlanta tersebut.
“Saya tahu bahwa orang Asia-Amerika sangat prihatin. Seperti yang Anda ketahui, saya telah berbicara tentang kebrutalan terhadap orang Asia-Amerika selama beberapa bulan terakhir, dan menurut saya itu sangat, sangat merepotkan,” kata Joe Biden.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu, 17 Maret 2021, pihak berwenang mengungkapkan bahwa tersangka mengaku memang melakukan serangan tersebut.
Akan tetapi, pihak kepolisian setempat menyangkal tindakan tersangka itu bermotif atas dasar rasisme.***