'Tsunami' Covid-19 Menghantam, Pemimpin Oposisi India Serukan Penguncian Nasional

4 Mei 2021, 21:08 WIB
Dua orang pasien di RS Lok Nayak Jai Prakash yang terinfeksi Covid-19 tengah menggunakan alat bantu pernapasan. /REUTERS/Danish Siddiqui.

PR DEPOK - India dalam beberapa hari ini terus mengalami lonjakan kasus infeksi Covid-19 yang cukup signifikan.

Terbaru, pada Selasa, 4 Mei 2021, India melaporkan 357.229 kasus baru selama 24 jam terakhir, sementara kematian naik 3.449 dengan korban 222.408.

Berdasarkan data kementerian kesehatan setempat, kini India telah mengalami lonjakan kasus Covid-19 hingga melebihi 20 juta kasus.

Baca Juga: Cara Daftar Bansos Rp3,5 Juta untuk Tambahan Modal Usaha dari Kemensos

Hal tersebut, menjadikan India negara kedua setelah Amerika Serikat (AS) yang mencatat tonggak sejarah pandemi yang suram.

Dengan terus melonjaknya kasus Covid-19, Pemimpin Oposisi India Rahul Gandhi menyerukan satu-satunya hal yang harus dilakukan India.

Adapun seruan Gandhi tersebut yakni meminta India untuk melakukan penguncian penuh secara nasional.

Baca Juga: Doa Qunut pada Salat Subuh Dikabarkan Muncul di Soal TWK KPK, Said Didu: Duh, Negara Mau Dibawa ke Mana?

"Satu-satunya cara untuk menghentikan penyebaran Covid-19 saat ini adalah penguncian penuh. Kelambanan pemerintah India membunuh banyak orang yang tidak bersalah," kata dia seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Tampaknya permintaan Gandhi itu bertolak belakang dari keputusan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi, yang enggan memberlakukan penguncian nasional karena jatuhnya ekonomi.

India membutuhkan waktu lebih dari empat bulan untuk menambahkan 10 juta kasus, dibandingkan lebih dari 10 bulan untuk 10 juta kasus pertama.

Baca Juga: PDIP Kritik Anies Soal Pasar Tanah Abang, Cipta: Asal Bacot, jika Mau Adil Kritik Kerumunan Presiden di NTT

Lonjakan kasus Covid-19 varian India yang sangat menular telah membebani sistem kesehatan, menguras pasokan oksigen medis yang penting untuk kelangsungan hidup bagi mereka yang terinfeksi.

Dikabarkan, banyak pasien di India meninggal di ambulans dan tempat parkir di luar rumah sakit.

Barisan tumpukan kayu pemakaman di taman dan tempat parkir digunakan guna kremasi mayat-mayat korban Covid-19.

Baca Juga: Guru Besar Paru FKUI: Varian Baru Covid-19 B1617 Mampu Bermutasi Ganda, WHO Gencar Teliti secara Intensif

Narendra Modi telah dikritik karena tidak bergerak cepat untuk membatasi gelombang infeksi Covid-19 terbaru dan karena membiarkan jutaan orang yang sebagian besar tak bermasker hadiri festival keagamaan dan rapat umum politik.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler