PR DEPOK - Deputi Bakomstra DPP Partai Demokrat, Ricky Kurniawan, turut mengomentari konflik Palestina dan Israel yang hingga saat ini masih terus berlangsung.
Dalam keterangan tertulis, ia mengatakan bahwa pembahasan soal langkah nyata perjuangan kemerdekaan Palestina dilakukan di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Menurut Ricky Kurniawan, pembahasan-pembahasan tersebut dilakukan melalui pertemuan-pertemuan dengan negara-negara Arab dan PBB.
"Membahas Palestina di era Pemerintahan SBY langkah2 nyata untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina telah dilakukan melalui Pertemuan dgn negara2 arab dan PBB," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @RicKY_KCh.
Namun, katanya melanjutkan, langkah-langkah nyata yang menyangkut perjuangan kemerdekaan Palestina itu tidak dilakukan saat ini.
Ricky Kurniawan menuturkan, bahkan saat ini Indonesia justru di-blacklist oleh Arab Saudi dalam pelaksanaan ibadah haji.
"Klo skrg boro2 berunding dgn negara2 arab , yg ada negara kt diblaklist oleh arab saudi utk ibadah hajinya," tuturnya menjelaskan.
Untuk diketahui, saat ini konflik antara Palestina dan Israel kembali memanas usai tentara Israel kembali melakukan serangan.
Usai menyerang kawasan Masjid Al Aqsa dan melukai ratusan jemaah yang sedang melaksanakan salat tarawih, serangan tentara Israel terus dilakukan.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa Israel telah meluncurkan serangan udara di Jalur Gaza pada Selasa, 11 Mei 2021.
Dalam serangan udara ini, sejumlah 2 warga Palestina tewas, yang mana 9 orang di antaranya adalah anak-anak.
Serangan-serangan yang dilancarkan oleh Israel ini adalah buntut dari memanasnya konflik antara negara tersebut dengan Palestina di wilayah Yerusalem.
Baca Juga: Setuju KPK Lebih Baik Dibubarkan, Gus Umar: Biar Duit Rakyat Gak Sia-sia Gaji Pimpinan KPK Sekarang
Sebelumnya, polisi Israel juga melakukan serangan dengan menembakkan peluru logam berlapis karet dan granat kejut kepada warga Palestina yang berada di kawasan Masjid Al Aqsa.
Bentrok pun terjadi usai warga Palestina membalas serangan tersebut dengan melempari polisi Israel dengan batu sebagai bentuk kemarahan atas penggusuran warga di tanah Yerusalem Timur, yang diklaim sebagai pemukiman milik Yahudi.
Dalam insiden serangan oleh polisi Israel ini, sebanyak 205 warga Palestina dan 17 petugas mengalami luka-luka.***