PR DEPOK - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengumumkan bahwa Covid-19 varian Delta bisa berpotensi lebih mematikan, terutama bila menginfeksi kelompok rentan.
Delta, yang sebelumnya bernama "varian India" berpotensi menadi lebih mematikan karena lebih efisien menularkan antar manusia.
Pada akhirnya, Covid-19 varian Delta akan menemukan individu-individu rentan yang akan menjadi sakit parah, harus dibawa ke rumah sakit, dan berpotensi meninggal.
Soal Covid-19 varian Delta berpotensi lebih mematikan itu disampaikan seorang ahli sekaligus pejabat WHO, Mike Ryan.
"Varian Delta ini lebih cepat, bugar, akan memilih yang lebih rentan daripada varian sebelumnya. Maka, jika ada orang yang dibiarkan tanpa vaksinasi, mereka berisiko," katanya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Express.
Oleh sebab itu, Ryan mendesak para pejabat publik dapat membantu kaum rentan tersebut dengan mendistribusikan vaksin Covid-19 dengan baik.
"Kita dapat melindung kaum rentan, para pekerja medis yang bekerja di garis depan," ucapnya menambahkan.
Sebagai informasi, Covid-19 varian Delta kini telah menyebar ke 92 negara, menurut data yang dilaporkan Kepala Teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove pada Senin, 21 Juni 2021.
Di Inggris, 90 persen lebih kasus aktif Covid-19 merupakan varian Delta. Negara itu juga mengalami lonjakan penularan yang begitu signifikan.
Sementara di Amerika Serikat (AS), sejumlah pakar kesehatan dikabarkan mulai mengkahwatirkan varian yang pertama kali terdeteksi di India tersebut.
"Varian ini (Delta, red) adalah paling menular dari semua varian yang pernah kami lihat," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Baylor College of Medicine Texas, Peter Hotez.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Covid-19 varian Delta sekarang membuat setidaknya 10 persen dari semua kasus baru dan sedang dalam perjalanan menjadi dominan di negara ini.
Di Malaysia, Kemenkes melaporkan delapan kasus baru termasuk dua di Labuan dari Covid-19 varian Delta. Kini keseluruhan kasus strain menjadi 21 yang terdiri dari 12 kasus lokal dan sembilan kasus impor.
Delta adalah varian yang paling dominnan kekhawatiran kedua setelah Alpha, yang memiliki 14 kasus baru termasuk tiga di Sabah. Di Malaysia kini total strain menjadi 137 kasus, yang semuanya merupakan infeksi lokal.***