Pernah Anggap Covid-19 Hoaks, Pemuda di Alabama Meninggal karena Corona

29 Juli 2021, 08:10 WIB
Ilustrasi - Pemuda di Alabama, AS dikabarkan meninggal dunia karena Covid-19. Ia sempat menganggap virus corona merupakan hoaks. /Pixabay/PIRO4D./

PR DEPOK - Seorang pemuda di Alabama, Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah meninggal usai terinfeksi pandemi Covid-19.

Sebelumnya, pemuda berusia 28 tahun tersebut pernah menganggap bahwa Covid-19 adalah hoaks.

Pemuda bernama Curt Carpenter ini kalah saat bertempur menghadapi Covid-19 usai menghabiskan 51 hari di ICU di Grandview Medical Center di Birmingham.

Baca Juga: Klarifikasi Soal Hubungannya dengan Memes Prameswari, Billy Syahputra Minta Maaf ke Publik

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Washington Post, ibu Curt, yaitu Christy Carpenter kini mendesak warga negeri Paman Sam untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

"Butuh menyaksikan putra saya meninggal dan saya menderita efek Covid-19 agar kami menyadari bahwa kami membutuhkan vaksin," tuturnya.

"Kami tidak divaksinasi ketika kami memiliki kesempatan dan sangat menyesalinya sekarang," ujar Christy menambahkan.

Baca Juga: Indonesia Masuk Negara Terlarang, Arab Saudi Ancam Warganya yang Nekat ke RI dengan Sanksi Hukuman Berat

Kendati selalu tidak mungkin untuk memahami alasan kematian Curt, Christy mengatakan bertekad untuk tidak membiarkan kematian putranya sia-sia.

"Jika Curt ada di sini hari ini, dia akan menjadikan misinya untuk mendorong semua orang agar divaksinasi," kata dia.

"Cayla, saudara perempuan Curt, dan aku akan menjalankan misi itu untuk mengenangnya," ucapnya lagi.

Baca Juga: Heboh Isu Rasis, Muncul Usulan Papua Merdeka, Rizal Ramli: Jangan, Usai Jokowi Tak Jadi Presiden Kita Rombak

Christy mengatakan bahwa pada awalnya Curt mempercayai bahwa pandemi Covid-19 merupakan tipuan atau hoaks.

Seluruh keluarga Curt ragu-ragu untuk divaksinasi Covid-19 kendati vaksin tersebut sudah tersedia.

"Butuh waktu bertahun-tahun untuk membuat vaksin lain, dan vaksin Covid-19 dibuat dengan sangat cepat. Itu membuat kami sangat gugup," ujar Christy.

Baca Juga: Sampaikan Pesan Untuk Kementerian Kesehatan, Fahri Hamzah: Vaksin di Seluruh NTB Kosong, Mohon Perhatian!

Pandemi Covid-19 memberikan pukulan besar bagi keluarga Carpenter yang erat pada tanggal 5 Maret, ketika Curt, saudara perempuannya dan ibunya didiagnosis virus tersebut.

Awalnya, ketiganya mengalami gejala ringan yang perlahan mulai mereda. Seminggu kemudia, semuanya berubah menjadi lebih buruk.

Ketika tingkat saturasi oksigen mereka turun secara berbahaya, ibu dan anak itu dilarikan ke Grandview Medical Center di Birmingham.

Baca Juga: Akun Penyebar Video Kekerasan Oknum TNI AU Hilang, Gus Nadir: Pastikan yang Bersangkutan Juga Tidak 'Hilang'

Sehari kemudian, mereka berdua menderita radang paru-paru, dan Curt Carpenter dipasangi ventilator.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Washington Post

Tags

Terkini

Terpopuler