China Kian Terdesak di Tengah Memuncaknya Teori Penyebab Covid-19 Akibat Kebocoran Laboratorium Wuhan

15 Agustus 2021, 10:45 WIB
Wuhan Institute of Virology. /Reuters

PR DEPOK - China kembali mendapat tekanan untuk segera berbagi data dan membuka pusat penelitian virusnya di Wuhan guna melengkapi penyeledikan.

Tekanan itu kembali mencuat di tengah meningkatnya kredibilitas teori bahwa insiden kebocoran laboratorium di Wuhan memungkinkan penyebab utama pandemi Covid-19.

Peter Ben Embarek, memimpin tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang awal tahun ini berkolaborasi dengan China mengabaikan kemungkinan kebocoran laboratorium sebagai hal yang tidak mungkin.

Baca Juga: Bolehkah Kelompok Lansia dengan Komorbid Jalani Vaksinasi Covid-19? Berikut Penjelasan Ahli

Namun kini, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Mail pada Minggu, 15 Agustus 2021, pakar kuliner Denmark itu mengatakan bahwa ada kemungkinan kesalahan manusia dalam kebocoran laboratorium.

Dalam investigasi yang dilaporkan hari ini, mengungkap bagaimana Shi Zhengli, seorang peneliti virus kelelawar terkemuka di Institut Virologi Wuhan dengan keamanan maksimum, telah memberikan informasi yang ambigu, menipu, maupun salah.

Shi membuat klaim menyesatkan kepada tim penyelidikan WHO, seperti mengatakan timnya selalu mengenakan peralatan pelindung lengkap saat mengumpulkan sampel di gua kelelawar.

Ia juga menuduh basis data utama laboratorium miliknya yang berisi ribuan urutan virus dan sampel telah diambil akibat ulah peretasan.

Baca Juga: Ucapkan Selamat Ulang Tahun, Lucinta Luna Sebut Ruben Onsu Sosok yang Membantunya Bangkit dari Keterpurukan

Diberitakan bahwa WHO, yang sebelumnya telah dikritik karena patuh dengan China, sekarang tengah berselisih dengan Beijing.

WHO kini mendesak China untuk bekerja sama dalam mendorong penyelidikan lebih dalam mengenai asal-usul Covid-19, dengan tuntutan audit laboratorium dan lebih banyak data dari hari-hari awal wabah.

Lain sisi, China telah menolak saran ini dengan mengklaim penyelidikan harus meninjau negara lain.

Penolakan tersebut membuat klaim yang semakin agresif terhadap Amerika Serikat sebagai kemungkinan sumber pandemi.

Baca Juga: Sinopsis Film Enders Game: Aksi Heroik Seorang Anak Kecil Melawan Alien

"Kami membutuhkan penyelidikan terbuka terhadap penyebab wabah Covid-19 untuk mencegah terulangnya bencana dalam dua tahun terakhir ini," kata anggota parlemen Tory Tom Tugendhat.

Dia menambahkan bahwa rezim Komunis China sedang mencoba untuk mengontrol dan menggagalkan penyelidikan.

"Bahkan ilmuwan terkenal takut pada diktator Beijing dan merasa mereka harus menutupi kegagalan negara," tutur ketua komite pemilihan urusan luar negeri Commons itu.

Investigasi terakhir telah membuka jalan untuk mengungkapkan upaya China dalam menutup-nutupi pandemi dengan serangkaian berita global.

Baca Juga: Kebiasaan yang Harus Dihindari demi Kurangi Peradangan, Salah Satunya Konsumsi Makanan Cepat Saji

Termasuk pengungkapan pendanaan AS untuk penelitian berisiko tinggi di Wuhan, masalah keamanan atas laboratorium Wuhan, serta pertanyaan ilmiah tentang komposisi virus baru.

Begitupun temuan adanya konflik kepentingan di antara tokoh-tokoh kunci yang terkait dengan China dan kolusi di antara lembaga ilmiah yang berusaha meredam perdebatan tentang kemungkinan kebocoran laboratorium.

Kini WHO tengah membentuk kelompok baru untuk melacak asal-usul virus corona dan berusaha untuk mengakhiri konflik kepentingan tokoh politik yang telah menghambat investigasi.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler