Toyota Pick-up Hilux dan Taliban, Kenapa Bisa Jadi Kendaraan Favorit bagi Kelompok Itu?

19 Agustus 2021, 06:57 WIB
GerilyawanTaliban dan beberapa kelompok teror lainnya diketahui acap kali gunakan Toyota pick-up Hilux sebagai kendaraan opersionalnya. Apa alasannya? /REUTERS/Stringer.

PR DEPOK - Di tengah gencarnya pengambilalihan Afghanistan oleh gerilyawan Taliban, ada yang unik dari citra moda transportasi favorit kelompok itu yaitu Toyota pick-up Hilux.

Diketahui bersama, Toyota pick-up Hilux merupakan satu kendaraan kokoh hasil buatan negara Jepang.

Toyota pick-up Hilux ini jadi kendaraan populer berdasarkan reputasinya yang tak dapat dihancurkan serta menjadi simbol ikonik kekuatan Taliban pada 1990-an.

Baca Juga: Dapat Rp700 Juta usai Ribut dengan Uya Kuya, Denise Chariesta Akui Sengaja Pancing Keributan

Tiak cuma Taliban, Toyota pick-up Hilux turut populer di kalangan kelompok teror lainnya termasuk Al Qaeda dan ISIS.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Arabiyah, bagaimana Toyota pick-up Hilux bisa menjadi kendaraan favorit bagi kelompok-kelompok tersebut, termasuk Taliban.

Pertama kali militan Taliban menyerbu istana kepresidenan pada 1996, wartawan dari India menggambarkan bagaimana tank dan truk Toyota pick-up Hilux yang sarat amunisi berpacu ke ibu kota Afghanistan.

Bahkan New York Times pada 2001 menulis kendaraan pick-up Toyota itu sebagai platform yang ideal untuk mengintimidasi maupun menegakkan hukum.

Baca Juga: Kapan Penutupan Kartu Prakerja Gelombang 18? Simak Estimasi Jadwalnya Berikut ini

“Dari Land Cruiser dan Hilux mereka, Taliban siap melompat turun mengunci seorang pria dalam kontainer pengiriman selama tiga minggu sampai janggutnya tumbuh sesuai panjang yang disetujui," ilustrasi penggambaran kolom berita AS itu.

Sementara itu, pabrikan mobil yang berasal dari Jepang, yang berpusat di Toyota, Aichi telah lama bekerja untuk menjauhkan hubungannya dengan kelompok teror.

Toyota juga secara terbuka mendukung penyelidikan Departemen Keuangan AS tentang bagaimana kendaraan mereka jatuh ke tangan teroris.

Produsen penghasil mobil terbesar di dunia itu turut mengumumkan kebijakan baru tahun ini ketika mereka meluncurkan model 2022 dari Toyota Land Cruiser, model terpanjang bagi perusahaan.

Baca Juga: Sering Ngaku Kaya, Denise Chariesta Ungkap Punya Banyak Utang: Debt Collector Pasti Datang Tiap Bulan

Setelah mulai dijual di Jepang dengan harga sekitar Rp669,3 juta, Toyota mengumumkan bahwa siapa pun yang membelinya harus menandatangani kontrak yang berjanji untuk tidak menjual kembali kendaraan tersebut dalam waktu satu tahun.

"Land Cruiser dan Hilux sangat populer di luar negeri, dan kami prihatin dengan arus kendaraan dari Jepang ke luar negeri segera setelah dirilis," kata Toyota dalam sebuah pernyataan mengkonfirmasi tujuan dari klausul ini.

Menjual Toyota ke kelompok terlarang seperti pemerintah jahat atau kelompok teroris dapat mengundang hukuman hukum, menurut perusahaan itu.

"Ada risiko melanggar undang-undang valuta asing, dan tergantung pada tujuan ekspor, hal itu dapat menyebabkan masalah besar yang mengancam keamanan global," tutur Toyota.

Baca Juga: Batal Jadi Desainer Baju Nikah Lesti Kejora, Ivan Gunawan: Namanya Tukang Jahit, Calon Pengantin kan Bebas

Lebih jauh lagi, jenis SUV Toyota itu juga merupakan kendaraan pilihan organisasi kemanusiaan seperti Palang Merah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut laporan penjualan Toyota, jenis kendaraannya telah terjual sekitar 150.000 buah selama empat dekade terakhir kepada organisasi kemanusiaan.

Dengan adanya kelompok-kelompok bantuan internasional yang beroperasi di banyak negara berkembang, kendaraannya sangat rawan dicuri oleh teroris atau membelinya melalui penjual yang tidak berlisensi.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Al Arabiyah

Tags

Terkini

Terpopuler