Ricuh dan Tegang, Bandara Kabul Bisa Jadi Target Serangan Kelompok Teroris di Afghanistan

24 Agustus 2021, 18:05 WIB
Warga Spanyol yang tinggal di Afghanistan dan warga setempat naik pesawat militer di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 18 Agustus 2021. /Kementerian Pertahanan Spanyol/Reuters

PR DEPOK - Pejabat AS, Adam Schiff mengatakan bahwa Bandara Kabul bisa menjadi target serangan teroris dari ISIS maupun Al-Qaeda.

Mengingat banyaknya pasukan AS dan sekutu tengah berusaha mengevakuasi ribuan orang yang melarikan diri dari Afghanistan.

"Saya pikir ancaman terhadap bandara sangat nyata dan sangat besar. Ini akan menjadi target yang sangat menarik bagi ISIS-K," kata Schiff kepada Fox News yang dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Selasa, 24 Agustus 2021.

Baca Juga: Taliban Nyatakan Tak Ada Ruang bagi Al-Qaeda di Tanah Afghanistan

Pernyataan Schiff datang ketika insiden kacau telah terjadi di Bandara Kabul, yakni ribuan orang masih menunggu untuk melarikan diri dari Afghanistan.

Perkelahian meningkat menjadi tembakan, menyebabkan pasukan AS dan sekutu merespons ke tempat kejadian.

Schiff mengatakan dia prihatin dengan ancaman yang dapat ditimbulkan oleh organisasi teroris terhadap sekutu Amerika dan Afghanistan di sana.

Ia khawatir bahwa kelompok-kelompok di luar gerbang dapat menyebabkan kekacauan lebih luas.

Baca Juga: Bupati Banjarnegara Diduga Sebut Nama Marga Pandjaitan Jadi Penjahit, Muannas Alaidid: Masuk Delik Penghinaan

"Ini risiko yang sangat nyata, saya pikir, untuk pesawat kami, untuk personel kami, untuk orang-orang yang berkumpul di sekitar bandara"

"Setiap kali Anda mengadakan pertemuan massal seperti itu, itu adalah kesempatan untuk improvisasi dan perangkat peledak lainnya,"  ujar Schiff.

Untuk diketahui, AS sejauh ini telah mengevakuasi lebih dari 48.000 orang dari Kabul, setidaknya 3.300 di antaranya adalah warga negara Amerika.

Tetapi ribuan lainnya menunggu evakuasi, menyebabkan beberapa orang berspekulasi bahwa operasi mungkin harus dilanjutkan setelah batas waktu 31 Agustus.

Baca Juga: Sempat Diisukan Saling Sindir dengan Aty Kodong, Evi Masamba: Sebenarnya Sih Nggak Sindir-sindiran

Perpanjangan seperti itu tidak akan diterima dengan baik oleh Taliban, yang mengancam konsekuensi jika AS memperpanjang operasi hingga September.

"Jika AS atau Inggris mencari waktu tambahan untuk melanjutkan evakuasi, maka jawabannya tidak" 

"Atau mereka akan mendapatkan konsekuensi dari kami," kata juru bicara Taliban Suhail Shaheen.

Baca Juga: Meski Kalah di Afghanistan, Kamala Harris: Amerika Serikat Masih Tetap Menjadi Pemimpin Global

Saat ini, Taliban tengah bekerja untuk membentuk pemerintahan baru, tetapi tidak akan ada pengumuman di kabinet sampai tentara AS dan sekutunya meninggalkan Afghanistan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Fox News

Tags

Terkini

Terpopuler