Alami 'Wabah Kelaparan', Warga Madagaskar Harus Makan Serangga dan Daun Kaktus demi Bertahan Hidup

26 Agustus 2021, 09:48 WIB
Ilustrasi - PBB menyatajan Madagaskar jadi negara pertama di dunia berada di ambang 'wabah kelaparan' karena perubahan iklim. /Pixabay/fietzfotos.

PR DEPOK - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan Madagaskar jadi negara pertama di dunia yang berada di ambang "wabah kelaparan" karena perubahan iklim.

Berdasarkan laporan PBB, sebanyak puluhan ribu orang di Madagaskar menderita di level "bencana besar" karena kelaparan dan ketahanan pangan.

PBB mengatakan tindakan mendesak perlu dilakukan untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Madagaskar.

Baca Juga: Muhammad Kece Cengengesan Setiba di Bareskrim Polri, Refrizal: Kayak Tanpa Ada Penyesalan Nista Agama Islam

Kekeringan yang meluas itu disebabkan oleh kondisi yang lebih kering dari biasanya yang pada akhirnya menimbulkan masalah pasokan air.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Euro News, Kamis 26 Agustus 2021, gelombang panas yang disebabkan oleh perubahan iklim dan kenaikan suhu dapat memperburuk kekeringan.

"Ini merupakan kondisi seperti kelaparan dan itu terjadi lantaran perubahan iklim bukan konflik," ujar Shelley Thakral dari Program Pangan Dunia PBB World Food Programme (WFP).

Kekeringan telah menghancurkan komunitas pertanian yang terisolasi di bagian selatan Madagaskar, membuat warganya harus mengais serangga guna bertahan hidup.

Baca Juga: Bambang Widjojanto Minta Presiden Tindaklanjuti Hasil Komnas HAM Soal 75 Pegawai KPK: Saatnya Tak Tebar Janji

"80 persen dari populasi menggunakan langkah-langkah bertahan hidup yang putus asa termasuk makan belalang, buah kaktus merah mentah, dan daun liar," tuturnya.

Kondisi semi-kering di Madagaskar selatan ini dikombinasikan dengan tingka erosi tanah yang tinggi dan penggundulan hutan telah mengubah lahan subur menjadi gurun.

Badai pasir yang pernah terjadi sebelumnya juga menutupi lahan pertanian sehingga tidak dapat digunakan. Yang paling parah terkena dampak adalah distrik Ambovombe, di mana Malnutrisi Akut Global (GAM) telah meningkat di atas 27 persen.

Ini merupakan kekeringan terburuk yang melanda negara itu dalam empat dekade. Anak-anak dengan malnutrisi akut paling berisiko karena mereka empat kali lebih mungkin meninggal daripada anak-anak yang sehat.

Baca Juga: Kritik Rencana China Bangun Pabrik Vaksin di RI, DPR: Terus Terang Saya Kurang Ngerti Logika Pak Luhut

Sebanyak 30.000 orang diperkirakan mengalami tingkat kerawanan pangan tertinggi yang diakui secara internasional berada di level lima.

"Jika kita tidak membalikkan krisis ini, jika kita tidak memberikan makanan kepada orang di selatan Madagaskar maka akan kelaparan dan nyawa akan hilang," ujar Amer Daoudi, Direktur Operasi Senior WFP.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Euro News

Tags

Terkini

Terpopuler