PR DEPOK – Tepat di hari Taliban secara resmi mengumumkan pemerintahan baru Afghanistan, masyarakat menggelar aksi unjuk rasa.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Aljazeera, para pengunjuk rasa yang diperkirakan ratusan orang tersebut kemudian dibubarkan oleh Taliban di Kabul, Afghanistan.
Sebelum dibubarkan oleh pejuang Taliban, warga Afganistan tersebut meneriakkan slogan-slogan anti-Pakistan.
Masyarakat Afghanistan lantas mempertanyakan aksi pembubaran yang dilakukan oleh Taliban.
Tidak hanya itu, bahkan Taliban telah melarang sejumlah wartawan untuk meliput aksi unjuk rasa hingga ada yang sempat ditahan.
Menurut, seorang polisi yang tergabung dalam kelompok pengunjuk rasa dari pemerintahan sebelumnya, ia melihat Taliban menghancurkan sejumlah kamera dan menangkap wartawan saat mereka membawa pengunjuk rasa ke arah istana.
Padahal, menurut Shakib Ghori, salah seorang pengunjuk rasa saat itu, mereka hanya menyerukan "kebebasan" dan mengkritik negara tetangga yakni Pakistan ke dalam urusan pemerintahan Afghanistan.
Ghori menyatakan meskipun para pengunjuk rasa telah menuntut otoritas inklusif dan bahwa hak-hak anak perempuan Afghanistan dihormati, mereka tidak bermaksud melakukan unjuk rasa terhadap Taliban.
“Kami telah meminta hak kami. Sebuah sistem politik yang menghormati semua warga Afghanistan. Dan menyelesaikan campur tangan Pakistan di Afghanistan, itu saja,” kata Ghori.
Maka dari itu, ia menilai bahwa Taliban tidak punya alasan untuk mencoba membubarkan aksi unjuk rasa.
“Kami tidak mengatakan sesuatu tentang Taliban, jadi mengapa mereka menyalakan api?"
"Warga Afghanistan memegang plakat dan meneriakkan slogan anti Pakistan selama protes di Kabul, Afghanistan,” ujarnya.
Ghori pun menjelaskan bahwa Taliban saat itu mulai memukuli orang-orang dan ia juga terkena gagang pistol.
Hal serupa disampaikan sejumlah pengunjuk rasa bahwa sebagian pengunjuk rasa saat itu terluka, namun mereka bertekad melakukan kembali pada hari berikutnya.
Untuk diketahui, Demonstrasi dimulai pada Senin malam dengan sejumlah besar individu di Kabul dan provinsi tengah Daikondi berkumpul dan meneriakkan slogan-slogan anti-Pakistan.
Pascaperang di Provinsi Panjshir, masyarakat Afganistan menuduh Pakistan menawarkan kekuatan udara untuk membantu Taliban dalam kemenangannya di provinsi tersebut.
Sebelumnya, memang kepala mata-mata Pakistan Faiz Hameed mengunjungi Kabul, namun tidak ada penegasan jika dia bertemu dengan petugas Taliban.
Sejauh ini, belum ada komentar dari Pakistan, namun mereka tetap menolak tuduhan campur tangan dalam urusan Afghanistan.***