Taliban Berkuasa di Kabul, Menlu Retno: RI Harap Afghanistan Tak Dijadikan Tempat Latihan Teroris

9 September 2021, 19:30 WIB
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi. /Dok. Kemenlu RI./

PR DEPOK – Usai kelompok Taliban menguasai Afghanistan, secara global banyak negara yang memberikan respons, salah satunya Indonesia.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi membeberkan sejumlah harapan terhadap Afghanistan yang saat ini dikuasai oleh Taliban.

Menurut Menlu Retno, Indonesia berharap agar Afghanistan tidak dijadikan tempat pelatihan organisasi teroris setelah negara itu digulingkan kelompok Taliban pada Agustus lalu.

Baca Juga: Apakah BSU Bisa Dicairkan Setelah Terkena PHK? Simak Penjelasan Berikut

“Indonesia berharap Afghanistan tidak dijadikan sebagai tempat berkembang biak dan pelatihan organisasi teroris dan kegiatan yang mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan,” kata Menlu Retno saat menyampaikan pernyataan pers secara virtual, usai pertemuan menteri luar negeri dan menteri pertahanan (2+2) Indonesia-Australia di Jakarta, pada Kamis, 9 September 2021.

Adapun permintaan tersebut sudah disampaikan langsung Menlu Retno saat bertemu perwakilan Taliban di Doha, Qatar, pada 26 Agustus lalu.

Lebih lanjut, menurut Menlu, sejauh ini Indonesia memantau secara dekat situasi di lapangan, termasuk pembentukan pemerintah sementara (caretaker government) yang diumumkan Taliban pada Selasa, 7 September 2021.

“Indonesia terus menggarisbawahi pentingnya membangun pemerintahan yang inklusif di Afghanistan,” kata dia menegaskan.

Baca Juga: Berkaca Insiden Kebakaran Lapas Tangerang, Fahri Hamzah Sebut Negara Tak Mau Perbaiki

Harapan lain Indonesia menurut Menlu adalah agar hak asasi manusia, khususnya hak perempuan dan anak perempuan di Afghanistan lebih diutamakan.

Selain Melu Retno Marsudi, Menlu Australia Marise Payne juga turut berkomentar dalam kesempatan tersebut.

Ia sependapat dengan Menlu RI bahwa dalam rezim pimpinan Taliban, lebih meningkatkan penghormatan terhadap hak-hak perempuan dan anak perempuan di Afghanistan. Selain itu, ia juga menyoroti peran Indonesia terkait isu tersebut.

“Indonesia memiliki peran penting sebagai negara muslim dengan suara yang kuat dalam isu ini,” ujar Payne.

Baca Juga: Akan Jadi Seorang Ibu, Bintang 'Dont Look Up' Jennifer Lawrence Hamil Anak Pertama

Untuk diketahui, kelompok Taliban sudah menunjuk Mullah Hasan Akhund sebagai kepala pemerintahan Afghanistan yang baru.

Lalu wakilnya, Taliban mengangkat Mullah Abdul Ghani Baradar, kepala kantor politik kelompok itu.

Adapun pihak-pihak yang ditunjuk, termasuk yang ditugaskan sebagai menteri-menteri, berkapasitas sebagai pelaksana tugas atau bersifat sementara.

Baca Juga: Sinopsis Sinetron Putri Untuk Pangeran 9 September 2021: Atta Berkhianat, Petunjuk Hilangnya Reymond Terkuak

Sejauh ini, dunia internasional cukup hati-hati menyambut susunan pemerintahan baru Afghanistan.

Amerika Serikat (AS) misalnya, menggarisbawahi kewaspadaannya dan menekankan bahwa itu adalah 'kabinet sementara'.

Jerman justru menyampaikan keprihatinannya terhadap struktur pemerintahan sementara yang dibentuk Taliban yang dinilai tidak memberi optimisme.

Baca Juga: Sinopsis Putri Untuk Pangeran 9 September 2021: Vitto Larang Putri Lanjutkan Hubungan hingga Pangeran Murka

Sementara itu, Uni Eropa menyuarakan ketidaksetujuan mereka pada penunjukan kabinet baru di Afghanistan. Sedangkan China menyatakan siap melanjutkan komunikasi dengan pemerintahan baru Taliban di Afghanistan.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler