Gelar Latihan Militer Dekat Wilayah Taiwan, China: untuk Lindungi Perdamaian dan Stabilitas dari Pihak Asing

13 Oktober 2021, 22:20 WIB
Bendera nasional China dan Taiwan ditampilkan di samping pesawat militer dalam ilustrasi yang diambil 9 April 2021. /Reuters

PR DEPOK - Latihan militer China di dekat wilayah Taiwan bagi pasukan yang mempromosikan kemerdekaan pulau itu digadang-gadang sebagai langkah yang adil untuk melindungi perdamaian dan stabilitas keduanya dari pihak asing.

Hal itu diungkapkan oleh Kantor Urusan Taiwan milik China yang juga dikatakan bahwa latihan tersebut ditujukan untuk campur tangan kekuatan eksternal.

Ma Xiaoguang, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, mengatakan penyebab ketegangan saat ini adalah "kolusi" Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan dengan kekuatan asing.

Baca Juga: Uni Eropa Beri Bantuan Senilai Rp16,35 Triliun ke Organisasi di Afghanistan, Bukan Taliban

Ma juga menyatakan provokasi untuk mencari kemerdekaan Taiwan juga menjadi penyebab ketegangan antara keduanya.

Latihan China ditujukan untuk kolusi ini AS untuk Taiwan dan kegiatan separatis, melindungi kedaulatan negara dan integritas teritorial serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

"Jika otoritas DPP dengan keras kepala terus melakukan hal-hal yang salah dengan tidak segera mundur, itu hanya mendorong Taiwan ke dalam situasi yang lebih berbahaya," ujar Ma, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters pada Rabu, 13 Oktober 2021.

Baca Juga: Ali Syarief Sebut Aksi 'Smackdown' Aparat ke Mahasiswa Keterlaluan: Polisi Dilarang Begitu, Malu Dong!

Sementara itu, Taiwan mengatakan itu adalah negara merdeka yang disebut Republik China, nama resminya, dan akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.

Ketegangan militer dengan China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, adalah yang terburuk dalam lebih dari 40 tahun, menteri pertahanan Taiwan mengatakan pekan lalu.

Ia juga menambahkan China akan mampu melakukan invasi terhadap taiwan dengan skala penuh pada tahun 2025 mendatang.

Baca Juga: Apa Itu National No Bra Day dan Hubungannya dengan Kanker Payudara? Simak Penjelasan Berikut

Dia berbicara setelah China melancarkan empat hari berturut-turut serangan angkatan udara massal ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan yang dimulai 1 Oktober.

Terlepas dari komentar Ma, baik Presiden China Xi Jinping dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah membuat pidato pada pekan lalu yang isinya relatif ingin berdamai.

Bahkan keinginan damai datang ketika Xi berjanji untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya dan Tsai mengatakan mereka tidak akan dipaksa untuk tunduk pada China.

Baca Juga: Polisikan Haters yang Lakukan Perundungan padanya, Gilang Dirga: Sudah Diproses secara Hukum

Xi tidak menyebutkan menggunakan kekuatan atas Taiwan, sementara Tsai menegaskan kembali keinginan untuk perdamaian dan dialog dengan China.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler