Di Tengah Infeksi Kasus Baru Covid-19 Terus Meningkat, Warga Rusia Masih Enggan Divaksin

22 Oktober 2021, 12:15 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. /PIXABAY/spencerbdavis1

PR DEPOK - Infeksi harian Rusia telah melonjak selama berminggu-minggu dan angka kematian mencapai 1.000 untuk pertama kalinya akhir pekan lalu di tengah tingkat vaksinasi yang rendah.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Associated Press pada Jumat, 22 Oktober 2021, hanya sekitar 45 juta orang Rusia, kira-kira sepertiga dari hampir 146 juta penduduknya, yang divaksinasi sepenuhnya.

Putin, yang divaksinasi dengan Sputnik V awal tahun ini, mengatakan bahwa dirinya bingung dengan keragu-raguan rakyatnya.

Baca Juga: Beberapa Pemainnya Telah Bergabung Bersama Tim, Persija Optimis Meraih Kemenangan

Berbicara pada Kamis kemarin di sebuah panel dengan para ahli kebijakan luar negeri, Putin mengatakan bahwa hanya ada dua pilihan untuk semua orang, sakit atau menerima vaksin.

"Kalian hanya ada dua pilihan, sakit atau divaksin. Tidak ada cara untuk berjalan di anatar tetesan air hujan," tuturnya.

Namun ketika ditanya apakah Rusia akan menetapkan vaksin suatu yang wajib, Putin mengungkapkan bahwa dirinya yakin vaksinasi harus tetap menjadi sukarela.

“Saya percaya kita tidak boleh memaksakannya, tetapi membujuk orang dan membuktikan kepada mereka bahwa vaksinasi lebih baik daripada terinfeksi,"

“Kita harus berusaha meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap tindakan pemerintah. Kami harus lebih meyakinkan dan membuktikannya dengan contoh. Saya harap kami akan berhasil,” tutur Putin.

Baca Juga: Moeldoko Telah Terima Dokumen dari BEM SI Kajian 7 Tahun Pemerintahan Jokowi: akan Kami Sampaikan ke Presiden

Rusia adalah negara pertama di dunia yang mengesahkan vaksin virus corona, meluncurkan Sputnik V pada Agustus 2020, dan memiliki persediaan berlimpah. Namun warga enggan untuk mendapatkannya.

Beberapa kritikus menyalahkan lambatnya vaksinasi pada sinyal yang bertentangan dari pihak berwenang. Media pemerintah kerap memuji vaksin domestik dan mengkritik vaksin buatan negara lain.

Di lain sisi, Rusia masih menunggu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyetujui vaksin miliknya, Sputnik V.

Sebelumnya, WHO secara resmi memulai kembali proses untuk menyetujui vaksin untuk penggunaan darurat.

Sebuah proses yang telah ditunda selama berbulan-bulan oleh WHO karena prosedur hukum untuk mengamankan kesepakatan Dana Investasi Langsung Rusia yang membiayai vaksin sesuai dengan aturan dan prosedur WHO.

Baru-baru ini, pemerintah Rusia akan menerapkan lockdown total yang dimulai pada 28 Oktober mendatang.

Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 5,3 Guncang Malang, BMKG Umumkan Tak Berpotensi Tsunami

Pihak berwenang Rusia percaya perintah untuk membuat orang tidak bekerja akan membantu membatasi penyebaran virus dengan menjauhkan mereka dari kantor dan transportasi umum.

Pemerintah juga mendesak pemerintah daerah untuk memperketat pembatasan mereka sendiri selama periode tersebut.

Di beberapa daerah di mana situasinya bahkan lebih mengancam, Putin mengatakan periode tidak bekerja di kantor bisa dimulai paling cepat Sabtu depan dan diperpanjang hingga 7 November.

Banyak dari 85 wilayah Rusia telah membatasi kehadiran di acara publik besar dan memperkenalkan kode digital untuk akses ke restoran, teater, dan tempat lainnya.

Beberapa telah membuat vaksinasi wajib untuk pegawai negeri tertentu dan orang-orang di atas 60 tahun.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Associated Press

Tags

Terkini

Terpopuler