G20 Sepakat Membatasi Pemanasan Global, Aktivis Lingkungan: Tindakan Mereka Tidak Konkret

1 November 2021, 13:40 WIB
Agenda pertemuan para pemimpin G20. /Reuters

PR DEPOK - Para pemimpin G20 telah menyepakati pernyataan akhir pada Minggu kemarin yang mendesak tindakan "bermakna dan efektif" untuk membatasi pemanasan global.

Namun, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RTHK News pada Senin, 1 November 2021, para pemimpin G20 hanya menawarkan sedikit komitmen konkret yang membuat marah pada aktivis iklim.

Hasil negosiasi alot berhari-hari di antara para diplomat menyisakan pekerjaan besar yang harus dilakukan pada KTT iklim COP26 PBB yang lebih luas, yang akan dimulai pekan ini.

Baca Juga: Larangan dalam Proses Penerbangan pada Moda Transportasi Udara yang Perlu Diketahui

Perdana Menteri Italia Mario Draghi memuji pertemuan di Roma, mengatakan untuk pertama kalinya semua negara G20 telah sepakat tentang pentingnya membatasi pemanasan global pada tingkat 1,5 derajat celcius.

Menurut para ilmuwan, pembatasan kenaikan pada tingkat 1,5 derajat celcius sangat penting untuk menghindari bencana di masa depan.

"Kami memastikan bahwa impian kami tidak hanya hidup tetapi berkembang," kata Draghi pada konferensi pers penutupan, menepis kritik dari para pecinta lingkungan bahwa G20 belum cukup jauh untuk menyelesaikan krisis.

Baca Juga: Akui Penasaran Soal Isu Tes PCR, Joko Anwar: Apa Ada Oknum Pejabat yang Punya Saham di Bisnis Itu?

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang memperingatkan pada Jumat lalu bahwa dunia sedang dihadapkan pada bencana iklim, mengatakan KTT Roma bukanlah semua yang dia harapkan.

G20, yang mencakup Brasil, China, India, Jerman dan Amerika Serikat, menyumbang 60 persen dari populasi dunia dan sekitar 80 persen dari emisi gas rumah kaca global.

Ambang 1,5 derajat celcius adalah sisi yang menurut para ahli PBB harus dipenuhi untuk menghindari percepatan dramatis peristiwa iklim ekstrem seperti kekeringan, badai, dan banjir.

Untuk mencapainya, lanjut para ahli PBB, mereka merekomendasikan emisi nol bersih harus dicapai pada tahun 2050.

Baca Juga: Jokowi Banjir Pujian Usai Hadiri KTT G20, Emmanuel Macron Tulis Status Bahasa Indonesia di Facebook

Taruhannya sangat besar, di antaranya adalah kelangsungan hidup negara-negara dataran rendah, dampaknya terhadap mata pencaharian ekonomi di seluruh dunia dan stabilitas sistem keuangan global.

“Ini adalah momen bagi G20 untuk bertindak dengan tanggung jawab yang mereka miliki sebagai penghasil emisi terbesar"

"Namun kami hanya melihat tindakan setengah-setengah daripada tindakan mendesak yang konkret,” tutur wakil presiden kelompok advokasi pembangunan berkelanjutan Global Citizen itu.

Dokumen KTT akhir mengatakan rencana nasional saat ini tentang bagaimana mengurangi emisi harus diperkuat jika perlu dan tidak membuat referensi khusus untuk 2050 sebagai tanggal dalam mencapai emisi nol karbon bersih.

Baca Juga: Ungkap Isi Perjanjian Pranikah Ria Ricis dan Teuku Ryan, Oki Setiana Dewi: Dia Tau akan Kewajibannya

"Kami menyadari bahwa dampak perubahan iklim pada 1,5 derajat celcius jauh lebih rendah daripada pada 2 derajat celcius"

"Menjaga 1,5 derajat Celcius dalam jangkauan akan membutuhkan tindakan dan komitmen yang bermakna dan efektif dari semua negara," kata komunike tersebut.

Para pemimpin G20 hanya mengakui "relevansi utama" dari penghentian emisi bersih pada 2050, sehingga membuat target menjadi kurang spesifik.

Baca Juga: Pendapatan RANS Entertainment Capai Rp6,3 Miliar Sebulan? Raffi Ahmad: Kadang Lebih

China, penghasil CO2 terbesar di dunia, telah menetapkan target tanggal 2060, dan pencemar besar lainnya seperti India dan Rusia juga belum berkomitmen untuk target 2050.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RTHK News

Tags

Terkini

Terpopuler