PR DEPOK - Fenomena panic buying baru-baru ini terjadi di Beijing China, sebagian orang telah mulai menimbun kubis, beras, dan tepung untuk setok di musim dingin pada hari Rabu ini.
Fenomena panic buying tersebut terjadi setelah pemerintah China mendesak orang-orang untuk menyimpan barang-barang kebutuhan pokok jika terjadi keadaan darurat.
Meskipun pemerintah China telah meyakinkan mereka bahwa ada persediaan yang cukup setelah beberapa fenomena panic buying terjadi.
Baca Juga: Sinopsis Film Jaws: The Revenge, Aksi Keluarga yang Berhasil Survive dari Dendam Hiu Putih
Kementerian Perdagangan China menerbitkan pemberitahuan musiman pada hari Senin yang mendorong pihak berwenang untuk melakukan pekerjaan dengan baik dalam memastikan pasokan makanan dan harga yang stabil.
Karena menjelang musim dingin, serta menyusul lonjakan harga sayuran baru-baru ini dan meningkatnya wabah Covid-19.
Tetapi kementerian juga memberi saran kepada masyarakat untuk menimbun kebutuhan sehari-hari jika terjadi keadaan darurat.
Baca Juga: Polda Metro Jaya akan Gelar Perkara Kasus Rachel Vennya 5 November Mendatang
Hal itu memicu kebingungan yang signifikan, membuat beberapa orang bergegas ke supermarket untuk membeli persediaan minyak goreng dan beras tambahan.
"Ini akan menjadi musim dingin yang sangat dingin, kami ingin memastikan kami memiliki cukup makanan," kata seorang pembeli wanita di supermarket yang dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.
Antrean panjang pun terbentuk di kios kubis di supermarket, saat orang-orang membeli persediaan sayuran yang secara tradisional disimpan di rumah dan dikonsumsi selama bulan-bulan musim dingin.
Media pemerintah telah berusaha meyakinkan publik bahwa ada banyak persediaan bahan pokok.
Penyiar CCTV negara China melaporkan pada hari Selasa bahwa ada beberapa "penafsiran berlebihan" dari saran kementerian tersebut.
“Saat ini, pasokan kebutuhan sehari-hari di berbagai tempat cukup, dan pasokan harus dijamin sepenuhnya,” kata Zhu Xiaoliang, direktur Departemen Promosi Konsumsi kementerian.
Beberapa kota termasuk Tianjin di utara dan Wuhan lebih jauh ke selatan telah melepaskan sayuran musim dingin dari stok untuk dijual dengan harga lebih rendah di supermarket.
Tetapi beberapa fenomena panic buying tampaknya berlanjut pada Rabu, dengan beberapa orang mengeluh secara online tentang rak supermarket yang kosong, sebagian besar disebabkan oleh wabah Covid-19 yang berkembang.
China melaporkan jumlah tertinggi kasus Covid-19 baru yang ditularkan secara lokal dalam hampir tiga bulan, termasuk sembilan infeksi baru di Beijing.***