Vladimir Putin Tuduh Eropa dan Negara Barat Manfaatkan Krisis Migran untuk Menekan Belarusia

19 November 2021, 15:13 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin menuduh Eropa dan negara barat manfaatkan krisis migran untuk menekan Belarusia. /REUTERS/Alexander Zemlianichenko.

PR DEPOK - Presiden Rusia Vladimir Putin telah menuduh negara-negara Barat manfaatkan krisis migran untuk menekan pemerintah Belarusia.

Putin menuduh bahwa krisis imigrasi yang berlangsung di perbatasan Belarusia-Polandia sengaja digunakan negara Eropa sebagai dalih untuk meningkatkan ketegangan dan juga menekan negara sekutu Rusia tersebut.

"Pada saat yang sama, mereka (negara-negara Barat dan Eropa) melanggar kewajiban mereka sendiri pada aspek kemanusiaan," kata Putin, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Sputnik News pada Jumat, 19 November 2021.

Baca Juga: Sirkuit Mandalika Impor 15 Marshal Malaysia di IATC, Mustofa Nahra: Akibat Terlalu Semangat Bully Formula E

Presiden Rusia itu juga turut mengutuk Polandia karena menggunakan metode kasar terhadap para imigran, yang rata-rata membawa anak kecil, yang mencoba melintasi perbatasannya.

Putin ingat bahwa Warsawa mengecam penggunaan alat anti huru hara semacam itu ketika penegak hukum Ukraina berjuang untuk menahan perusuh pada 2014 lalu.

"Saya hanya kasihan pada anak-anak. Pasukan Polandia menuangkan air dan gas air mata di sana. Mereka juga melempar granat di sana," tutur dia.

"Sementara itu helikopter terbang di sepanjang perbatasan dan mereka (Polandia) sengaja menyalakan sirine di sepanjang malam," ujar Putin.

Baca Juga: Diisukan akan Menikah Februari Tahun Depan, Suho EXO Beri Respon dengan Unggahan Instagram Stories

Sebelumnya, Polandia menolak menerima ratusan migran yang masih terjebak di perbatasan negara itu dengan Belarusia, kebanyakan orang Kurdi Irak.

Mereka telah berulang kali mencoba menyerbu perbatasan Polandia, dengan pasukan mendorong mereka kembali menggunakan meriam air dan gas air mata.

Warsawa dan negara-negara Uni Eropa lainnya menuduh Minsk mengangkut migran ke Belarusia dengan tujuan untuk menciptakan krisis imigrasi. Uni Eropa juga telah menjatuhkan Belarus dengan sanksi baru karena alasan ini.

"Rusia adalah sebuah negara yang damai dan cinta perdamaian," kata Putin kembali menegaskan.

Baca Juga: Usai Menikah, Ria Ricis dan Teuku Ryan akan Bepergian ke Bali, Honeymoon?

Presiden Rusia secara terpisah mencatat sikap konfrontatif yang dilakukan NATO akhir-akhir ini terhadap Moskow dengan terus-menerus memindahkan infrastrukturnya lebih dekat ke perbatasan Rusia.

Dia lebih lanjut menyesali fakta bahwa NATO telah memutuskan semua jalur komunikasi dengan Rusia dengan mengusir perwakilannya. Putin mencatat bahwa keputusan Kremlin untuk menutup kantor aliansi di Moskow hanya logis dalam situasi itu.

Pada saat yang sama, Putin menekankan bahwa Rusia tetap menjadi negara yang damai pada intinya.

“Penting bahwa hukum dasar kita mengabadikan sikap dan nilai-nilai mendasar seperti kesetiaan kepada Tanah Air, penghormatan terhadap bahasa asli, sejarah, budaya, tradisi nenek moyang kita," jelas Putin.

Baca Juga: Sindir Anies Baswedan yang Diteriaki 'Presiden Indonesia', Guntur Romli: Aksi Bikin Sendiri, Sorakan Disiapkan

Lebih jauh, Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan Dewan Kepala Negara Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) yang diadakan di Dushanbe melalui konferensi video di kediaman negara Novo-Ogaryovo di luar Moskow, Rusia.

Setelah hubungan antara Rusia dan Barat berubah menjadi lebih buruk pada 2014, pasukan NATO secara rutin melakukan penerbangan dan misi angkatan laut di dekat perbatasan Rusia, terutama di Laut Hitam.

Aliansi Uni Eropa itu telah membenarkan tindakannya dengan kebutuhan untuk "menahan" Rusia dan mencegah dugaan agresi di masa depan di pihaknya.

Sementara Rusia telah berulang kali mengecam pendekatan ini dan menyerukan untuk memulai kembali hubungan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Sputnik News

Tags

Terkini

Terpopuler