Peretas yang Disponsori Iran Menargetkan Sektor Transportasi dan Kesehatan Amerika Serikat

22 November 2021, 14:30 WIB
Ilustrasi keamanan siber. /Pixabay

PR DEPOK - Sebuah laporan penasehat keamanan siber yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Australia menyatakan bahwa para peretas terhubung dengan Pemerintah Iran.

Para peretas, termasuk ransomware, dilaporkan secara aktif menargetkan berbagai sektor penting di Amerika Serikat.

Menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, FBI, Pusat Keamanan Siber Australia, dan Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris, mereka menargetkan sektor transportasi dan kesehatan di Amerika Serikat, serta organisasi di Australia.

Baca Juga: KKB Papua Tembak Mati 1 Anggota TNI, Mustofa: Senjata Laras Panjang yang Mereka Pamerkan Kira-kira Hasil Apa?

Pihak berwenang AS telah mengamati bahwa setidaknya sejak Maret, peretas yang disponsori Pemerintah Iran telah menggunakan sisi kerentanan dari Microsoft Exchange dan Fortinet.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Monitor pada Senin, 22 November 2021, para peretas kerap menargetkan banyak korban di berbagai sektor infrastruktur penting untuk mempromosikan aktivitas kejahatan.

Laporan tersebut menyatakan bahwa peretas dapat menggunakan hak akses ini untuk melakukan operasinya, seperti kebocoran atau enkripsi data, ransomware, dan pemerasan.

Baca Juga: China Turunkan Hubungan Diplomatik dengan Lithuania, Ini Gara-garanya

Tujuannya termasuk rumah sakit di Amerika Serikat yang berspesialisasi dalam perawatan kesehatan anak-anak serta server web yang menghosting nama domain untuk pemerintah kota Amerika Serikat.

Peringatan oleh pemerintah ketiga negara itu datang ketika pihak Microsoft melaporkan bahwa enam kelompok ancaman dari Iran yang telah menyebarkan ransomware sejak September 2020.

Selain itu, Microsoft mengumumkan pada Oktober bahwa mereka mencurigai peretas Iran telah menggunakan teknik yang disebut "password spraying" untuk merusak akun Microsoft Office 365 milik perusahaan teknologi pertahanan Israel dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Pertama yang Dilihat Ungkap Ketakutan Anda, Salah Satunya Kematian

Lebih jauh, pada Juli lalu, Facebook menyatakan bahwa sekelompok peretas Iran menggunakan akun palsu untuk menargetkan personel militer Amerika Serikat serta pekerja pertahanan dan kedirgantaraan.

Menurut laporan, organisasi peretas bernama Tortoiseshell ini menggunakan Facebook dan platform media sosial lainnya untuk berinteraksi dengan target dan membangun kepercayaan.

Kemudian peretas Tortoiseshell menginfeksi perangkat para target dengan malware untuk spionase.

Baca Juga: Banjir Masih Melanda Jakarta, Guntur Romli Sentil Anies Baswedan: Koar-koar Surut 6 Jam, Ini Sudah 6 Hari

Israel juga menjadi target serangan peretas. Media setempat melaporkan bulan lalu bahwa organisasi peretas Iran merilis data ratusan personel militer Israel dan foto pribadi Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz ke situs gelap.

Awal bulan ini, organisasi lain yang diduga terkait dengan Iran merilis sejumlah besar data dari aplikasi kencan LGBTQ Israel setelah permintaan tebusan tidak dipenuhi.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler