Aturan Terbaru, Taliban Larang Pemeran Wanita Tampil di Drama TV Afghanistan

24 November 2021, 10:01 WIB
Ilustrasi - Taliban mengeluarkan aturan terbaru yang melarang drama televisi Afghanistan meyertakan pemeran wanita. /REUTERS/Saeed Ali Achakzai.

PR DEPOK - Taliban telah mengeluarkan serangkaian aturan pembatasan pada media Afghanistan.

Salah satu aturan terbaru Taliban adalah melarang drama televisi menyertakan pemeran wanita.

Selain itu, Taliban juga dalam aturan terbarunya mewajibkan presenter wanita mengenakan hijab islami.

Baca Juga: Wanita yang Maki Ibu Arteria Dahlan Ternyata Istri Eks Ajudan Wapres, Refly: Dia Sial, Hadapi Partai Berkuasa

Seorang juru bicara pemerintah Taliban mengatakan bahwa Kementerian Kejahatan dan Kebajikan Afghanistan telah menetapkan sembilan aturan pada minggu ini.

Sebagian besar berpusat pada pelarangan media apa pun yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam atau nilai luhur dan budaya Afghanistan.

Beberapa dekrit secara khusus menargetkan perempuan, dan langkah ini dapat menarik perhatian masyarakat internasional.

Baca Juga: Erick Thohir Imbau Semua Toilet SPBU Pertamina Gratis, Christ Wamea: Itu Prestasi Dia di Kementerian BUMN

"Drama-drama itu atau program-program di mana perempuan berakting, tidak boleh ditayangkan," pernyataan dari aturan tersebut.

Seraya menambahkan bahwa presenter wanita yang menyiarkan berita harus mengenakan "hijab Islami", sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters pada Rabu, 24 November 2021.

Meskipun sebagian besar wanita di Afghanistan mengenakan jilbab di depan umum, pernyataan Taliban bahwa wanita harus mengenakan "hijab islami" membuat para aktivis hak-hak wanita khawatir.

Baca Juga: Akui Ingin Jalin Hubungan dengan Cut Syifa tapi Tak Bisa, Mischa Chandrawinata: Gue Sedih Sih, Dia Itu...

Menurut mereka, istilah hijab islami itu tidak jelas dan dapat dijelaskan secara konservatif.

Peraturan ini telah menimbulkan kritik dari pengawas hak asasi manusia internasional Human Rights Watch (HRW), mengatakan bahwa kebebasan media di Afghanistan memburuk.

"Hilangnya ruang untuk perbedaan pendapat dan semakin buruknya pembatasan bagi perempuan di media dan seni sangat merusak kebebasan," ujar Direktur Asosiasi Asia HRW Patricia Gossman.

Baca Juga: KSAD Sebut KKB di Papua adalah Saudara yang Belum Paham NKRI, Hilmi Firdausi: Kenapa Beda Perlakuannya?

Meskipun para pejabat Taliban mencoba secara terbuka meyakinkan bahwa sejak mengambil alih Afghanistan  hak-hak perempuan akan dilindungi, tetapi banyak pendukung dan perempuan tetap skeptis.

Selama pemerintahan Taliban sebelumnya, pembatasan ketat diberlakukan pada perempuan.

Termasuk dalam hal urusan meninggalkan rumah, kecuali ditemani oleh saudara laki-lakinya atau untuk mengenyam pendidikan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler