Studi Baru Covid-19: Tim Peneliti dari Jurnal PNAS Sebut Varian Baru Dapat Muncul dari Hewan yang Terinfeksi

6 Desember 2021, 10:36 WIB
Sebuah studi baru Covid-19, tim peneliti dari jurnal PNAS menyebut varian baru dapat muncul dari hewan yang terinfeksi. /Pixabay/ BlenderTimer


PR DEPOK - Pandemi telah berlangsung sepanjang dua tahun terakhir di seluruh dunia, sehingga berbagai studi baru tentang Covid-19 terus bermunculan untuk mencari celah mengakhiri perang biologis ini.

Belum lama ini, studi baru yang diterbitkan di jurnal resmi National Academy of Sciences, PNAS melakukan analisis sistematik tentang jenis mutasi Covid-19 yang terjadi pada kucing, anjing, musang, dan hamster.

Bahkan, studi baru itu menunjukkan bahwa varian baru Covid-19 dapat muncul usai hewan mendapat infeksi dari manusia.

“SARS-CoV-2, dalam ranah coronavirus, memiliki rentang spesies yang sangat luas,” kata Laura Bashor, salah satu penulis pertama dan mahasiswa doktoral di Departemen Mikrobiologi, Imunologi, dan Patologi.

"Secara umum, banyak jenis virus tidak dapat menginfeksi spesies hewan lain, mereka berevolusi menjadi sangat spesifik," tambahnya, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari NDTV.

Baca Juga: Tumbang di Tangan Charlotte Hornets 127-130, Atlanta Hawks Merosot ke Posisi 10 Klasemen NBA Wilayah Timur

Sedangkan menurut peneliti lain dalam jurnal itu, menyebut kemungkinan Covid-19 bisa punya kesempatan ekspos berbagai spesies berbeda.

“Manusia memiliki begitu banyak paparan terhadap banyak hewan berbeda yang memungkinkan virus ini memiliki kesempatan untuk mengekspos berbagai spesies berbeda,” kata Erick Gagne, penulis pertama dan sekarang asisten profesor ekologi penyakit satwa liar di University of Pennsylvania.

"Kami menemukan ada evolusi, kami melihat seleksi pada virus, dan kami melihat banyak varian muncul dalam urutan genom virus," tambah Bashor.

Baca Juga: Jimin, Jin dan Jungkook BTS Tiba di Korsel Usai Konser di LA, RM, Suga, V dan J-Hope Masih Berada di AS

Adapun jangkauan global dan penyebaran virus telah memberi para peneliti kesempatan unik untuk menyelidiki evolusi Covid-19, termasuk di laboratorium University Distinguished Professor Sue VandeWoude di Colorado State University.

Bahkan, sampel virus awal dalam penelitian ini sudah diisolasi pada awal 2020 lalu.

Kemudian, tim peneliti mengamati mutasi yang sejak itu membentuk strain Covid-19 yang tersebar luas pada populasi manusia pada tingkat yang dipercepat selama penelitian.

"Di antara itu adalah jumlah yang telah kami lihat pada manusia dalam varian alfa, beta, delta," kata Dr Sue VandeWoude, penulis senior.

"Ada perubahan kode genetik spesifik yang meniru apa yang dilaporkan ilmuwan lain pada manusia," tambahnya.

Baca Juga: Link Nonton The Kings Affection Episode 17, Spoiler: Jung Ji Woon Berpisah dengan Raja Lee Hwi

Diketahui, paparan kontak antara dua kucing menunjukkan varian SARS-CoV-2 dapat ditularkan dengan kemungkinan menghasilkan strain baru dalam spesies.

"Itu juga yang kami lihat pada orang-orang," kata Angela Bosco-Lauth, asisten peneliti di Departemen Ilmu Medis di Colorado State University.

"Tuan rumah yang benar-benar beradaptasi dengan baik untuk mendukung infeksi SARS-CoV-2 juga sangat baik dalam membiarkan mutasi ini bertahan dan diteruskan," tambahnya.

Baca Juga: Gegara Kasus Novia Widyasari, Bripda Randy Dipecat Secara Tidak Hormat

Pada akhirnya, tim peneliti itu pun telah melanjutkan penyelidikan mereka untuk fokus pada kucing, karena mereka telah menunjukkan kerentanan yang lebih tinggi untuk penyebaran Covid-19 dari manusia dan dapat menghasilkan varian virus dan menyebar ke kucing lain.

Data kucing yang terinfeksi yang tersedia untuk umum dapat memberikan wawasan tambahan tentang kemampuan beradaptasi dan mutabilitas Covid-19 di dalam dan di antara spesies kucing.

Sementara itu, sampai saat ini tidak ada bukti penularan dari kucing ke manusia, tetapi kucing terus rentan terhadap semua varian Covid-19 pada populasi manusia.

Dengan demikian, memahami evolusi virus di dalam kucing dapat membuat tim peneliti menemukan jawaban atas pertanyaan: bagaimana masa depan SARS-CoV-2 bagi manusia dan hewan.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler